RSS

Senin, 26 Oktober 2009

Who’s your Idol??!

    Ngomong-ngomong soal idola, pasti sobat muslim yang ana cintai ‘n sayangi ini (wuiihh!! Belum apa-apa udah ngomongin cinta??he..) udah ga asing lagi kan?? Apa tuh idola. Mungkin dari judulnya aja udah bertanya-tanya. Lho-lho idolaku siapa?? Hmm.. sebelum ngebahas itu, simak dulu deh ulasan berikut (yang mungkin udah ga asing lagi di telinga kalian.hehe..)^^.
     “Sebuah konser musik rock digelar di sebuah stadion. Penyanyi rocknya bergerak kesana kemari dengan mike di tangan. Tubuhnya basah oleh peluh, sementara ribuan orang penggemarnya melonjak-lonjak dan menari mengikuti suara pekak yang terdengar. Tiba-tiba si penyanyi rock melepas kausnya yang bau keringat, lalu melemparkan pada penonton yang segera berebutan yang seperti lupa daratan. Banyak yang terinjak, tersodok, dan terjatuh tunggang langgang seperti memperebutkan kaus yang bau tersebut. Kaus bersimbah peluh sang idola itu pun semakin kucel, ketika jatuh ke tanah dan terinjak puluhan pasang sepatu”. 
    Alamaaaaakk ... coba kaus yang baru aja kenapa sih???!!he..he.. kalian masa ga’ tau? Kira-kira udah pada pernah liat adegan yang begituan belum? Amboi deh,, kamu mau?? Demi sehelai kaus bau keringat, kamu bersedia desak-desakan n guling-gulingan(kalo perlu,hehe..) saling sikut untuk memperebutkannya? Wah, amit-amit deh!! Kalau si artis kebetulan ngidap penyakit kulit, gatelan, atau panuan. Gimana donk??! Hehe..          Ada lagi nih yang bahkan sampai niru abis-abisan. Dari penampilannya, lagak dan lagunya, makanan kesukaan, bahkan kebisaaannya..(waduh,, ga kreatif banget sih hidupnya, masa’ untuk makanan aja sampe ikut-ikutan??wew..) nah kalo pas yang ditiru yang baik-baik sih ga’ masalah. Lha kalo setelah meniru malah jadi makhluk asing di lingkunganmu gimana??! Kan berabe tuh (bisa-bisa dikira alien loh!! He..)
Tapi gimana ya, orang-orang sekarang (eh jangankan mereka, mungkin temen deket kita juga ) emang lagi demam ama yang begituan tuh? Tapi ya, masa’ mau ngikut yang ga’ bener biar dibilang trendi atau gaul?!? Lho.. apa bukan “KORID” atau KORban IDola tuh namanya?? Idiiih.. pikir-pikir dulu aja deh!!
   Ngomong-ngomong kenapa bisa gitu ya?? Kenapa orang-orang ketika mengagumi seseorang bisa sampai pingsan segala?? Darah rasanya mengalir lebih kencang, jantung deg-degan, dan keringat dingin ngalir deras. (hehe.. kayak mau ujan aja ya?!)idiiih.. bisa-bisa jadi pingsan tuh.. Ok-ok .. sabar dulu, pasti dapet jawaban kog! Tenang aja.. hmm, asal simak terus , dijamin ketagihan!hehe..
    Tentang si IDOLA?? Gini nih, Om John M Echols ‘n Om Hassan Shadily dalam bukunya yag berjudul “An English – Indonesian Dictionary” menyebutkan, kata idol (kata benda) artinya berhala, trus idolarity berarti pemujaan terhadap berhala. Naahhh … trus idolize artinya lebih serem lagi, yaitu memberhalakan. Duh-duh.. gimana donk?? Yang punya idola berarti penyembah berhala?? Tenang-tenang.. belum dibaca habis kan? Makanya geber teruss ya!he..
    Sobat muslim, rasa suka terhadap sesuatu atau seseorang itu suatu hal yang bisaa. So, wajar sekali kalo kamu tiba-tiba merasa klop ketika ketemu si ini dan si itu. Ini sangat berkaitan dengan konsep diri seseorang. Seseorang yang pencarian identitas dirinya masih berproses terus seperti kita yang masih remaja ini, maka kemungkinan untuk mengidolakan orang lain akan semakin besar. Jadi sebenarnya wajar-wajar aja sih punya idola.Tapiii… “Proses pengidolaan” yang ga wajar (alias berlebihan ) itu yang masalah .Kalian tau gak sih “Yang minor dari kebanyakan selebriti???”..
   Yang pertama, kebanyakan dari mereka adalah pengguna Narkotika. Ga percaya?? Nih.. hampir 70% artis Indonesia diyakini pernah mengkonsumsi Narkotika dan obat terlarang berbahaya (Narkoba). Kedua , kebanyakan dari mereka rentan dengan pola seks bebas sehingga resiko terkena virus HIV/AIDS semakin tinggi. Ketiga, kebanyakan dari mereka suka nikah trus cerai (nah loh! Kita kan masih remaja jadi belum saatnya deh dicampurin ideologi semacam itu!!) Aduhhh!!! Cerai emang boleh tapi kan dimurkai Allah!! Hiiiy.. n yang terakhir nih kebanyakan dari mereka tidak religius. Kog bisa?? Pernah denger lagu Imaginenya John Lennon kan? Imagine there’s no heaven.. kataya, ia tidak mempercayai adanya surga. Bahkan ia mengatakan The Beatles lebih besar dari Yesus!! Wah..wah! jadi masih pada mau ngikut mereka??!! Teruss.. gimana donk?
    Hmm.. tenang aja.! Tergantung gimana kita ngelolanya kog.. nah udah pada ngeh kan, tentang proses kita menyukai, mencintai, dan kemudian mengidolakan seseorang . memang sih sangat manusiawi karena selain didorong oleh proses kimiawi n fisiologi dalam tubuh, juga didukung oleh kondisi kejiwaan kita yang selalu mencari sosok berkonsep diri yang ideal. So, karena mencari sesuatu yang ideal itu adalah tugas kita sebagai manusia, maka ada beberapa prinsip kita sebagai remaja muslim yang biar gaul tetep shaleh n shalihah yang kudu dijadikan patokan.
    Selanjutnya menjadikan Rasul sebagai tauladan utama. What?? Ga salah tuh? He..jangan salah ! meneladani Rasul adalah bagian dari keimanan kita lho.. Syahadat kita aja yang merupakan ikrar, janji dan sumpah kepada Allah mengatasnamakan Rasulullah sebagai rasul Allah. Dalam QS. An-Nisa: 80 yang artinya: “Barangsiapa taat kepada rasul maka sungguh dia telah taat kepada Allah, dan barangsiapa berpaling, maka Kami tidak mengutus engkau sebagai penjaga atas mereka”. Jadi kalo ngikutin Rasul itu sama dengan menaati Allah. Kalo ada keraguan kita tentang hal ini, gawatt!! perlu direparasi kali ya keimanannya??!!hehe..
    Nah di QS.Al-Ahzab:21 ditegaskan lagi oleh Allah (yang artinya) :”Sungguh pada diri Rasulullah itu teladan yang baik bagi kamu, bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan hari kemudian dan banyak mengingat Allah”. Trus apa donk hikmahnya mengikuti n meneladani Rasulullah? Di antara hikmahnya adalah hidup kita tenang karena memiliki pegangan dan pedoman yang jelas.
    Lagi pula, meneladani Rasul adalah hal yang paling logis, bisa diterima akal sekaligus hati nurani. Kenapa? Sebab, ketika kita menuju sesuatu yang ideal maka kita harus mencontoh dan meneladani sosok yang ideal juga kan??nah, apa ada manusia lain yang diberi predikat Rasul yang ideal?so pasti ga ada. Karena manusia walaupun bagaimanapun baiknya tetep punya salah dan dosa.sedangkan Rasulullah?? Dosanya yang dulu n kemudian udah diampuni oleh Allah SWT. Wajar kalo kemudian kita ngambil contoh n teladan utama dari Rasul bukan? Jadi, buat kamu-kamu nih yang belum menjadikan Rasul sebagai teladan utama (idola kamu), segera deh diniatkan kembali.OK??!!!? jadi udah pada tau kan siapa idolaku???hehe.. Wallahu’alam. ^__^


Read More..

Jumat, 23 Oktober 2009

Kesetiaan Tiada Tandingan

(Sumber: CyberMQ)

"Demi Allah, tidak ada ganti yang lebih baik dari dia, yang beriman kepadaku saat semua orang ingkar, yang percaya kepadaku ketika semua mendustakan, yang mengorbankan semua hartanya saat semua berusaha mempertahankannya dan darinyalah aku mendapatkan keturunan."

"Demi Allah, tidak ada ganti yang lebih baik dari dia, yang beriman kepadaku saat semua orang ingkar, yang percaya kepadaku ketika semua mendustakan, yang mengorbankan semua hartanya saat semua berusaha mempertahankannya dan darinyalah aku mendapatkan keturunan."

Begitulah Rasulullah SAW menggambarkan kepribadian Siti Khadijjah r.a., istri pertamanya. Seorang isteri sejati, muslimah yang dengan segenap kemampuan diri berkorban demi kejayaan Islam.

Siti Khadijah r.a. berasal dari keturunan terhormat, mempunyai harta kekayaan yang tidak sedikit serta terkenal sebagai wanita yang tegas dan cerdas. Bukan sekali dua kali pemuka kaum Quraisy berusaha untuk mempersunting dirinya. Tetapi pilihannya, justru malah jatuh pada seorang pemuda yang bernama Muhammad, pemuda yang terkenal sebagai seorang yang terpercaya (al-amin), yang tak tergiur oleh kekayaan dan kecantikan Siti Khadijah r.a.

Siti Khadijah r.a. adalah wanita pertama yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. Ia banyak membantu dalam meneguhkan tekad Rasulullah SAW ketika melaksanakan risalah dakwah. Ia senantiasa berusaha meringankan kepedihan hati dan menghilangkan keletihan serta penderitaan yang dialami oleh suaminya, dalam menjalankan tugas dakwah menegakkan kalimat tauhid. Inilah keistimewaan dan keutamaan Khadijah dalam sejarah perjuangan Islam. Beliau adalah sumber kekuatan yang berada di belakang Rasulullah SAW.

Setia Kapanpun

Mari kita singkap kembali peristiwa yang sungguh mendebarkan jantung Rasulullah SAW. Peristiwa itu ialah penerimaan wahyu yang pertama di Gua Hira. Sekembalinya ke rumah, baginda berkata kepada isterinya yang tercinta,”Aku berasa khawatir terhadap diriku.”

Siti Khadijah r.a. berusaha menabahkan hati suami yang ditaatinya dengan berkata, “Wahai kakanda, demi Allah, Tuhan tidak akan mengecewakanmu karena sesungguhnya kakanda adalah orang yang selalu memupuk dan menjaga kekeluargaan serta sanggup memikul tanggungjawab. Dirimu dikenali sebagai penolong kaum yang sengsara, sebagai tuan rumah yang menyenangkan tamu, ringan tangan dalam memberi pertolongan, senantiasa berbicara benar dan setia kepada amanah.”

Apakah ada wanita lain yang dapat menyambut sedemikian baik peristiwa bersejarah yang berlaku di Gua Hira seperti yang dilakukan oleh Khadijah kepada suaminya? Apa yang dikatakan oleh Khadijah kepada suaminya pada saat menghadapi peristiwa besar itu menunjukkan betapa besarnya kepercayaan dan kasih sayang seorang isteri kepada suami. Sedikit pun Khadijah tidak merasa ragu-ragu atau syak di dalam hatinya. Persoalannya, dapatkah kita berlaku demikian?

Siti Khadijah r.a. merupakan wanita kaya dan terkenal. Ia bisa saja hidup bermewah-mewah dengan hartanya sendiri. Namun, semua itu dengan rela dikorbankannya untuk memudahkan tugas-tugas suami. Hal ini jelas menunjukkan beliau merupakan wanita yang mendorong kemajuan pahlawan umat manusia, melindungi pejuang terbesar dalam sejarah dengan mewujudkan kedamaian dalam kehidupan rumahtangga. Sikap inilah yang menjadi salah satu sumber kekuatan Rasulullah SAW sepanjang kehidupan mereka bersama.

Setia Dimanapun

Mari kita teliti, fahami serta hayati beberapa gambaran kesetiaan Khadijah yang telah membina kekuatan pada diri dan kehidupan penegak risalah Islam itu.

Sepanjang hidupnya bersama Rasulullah SAW, Siti Khadijah begitu setia menyertai baginda dalam setiap peristiwa suka dan duka. Setiap kali suaminya ke Gua Hira, ia pasti menyiapkan semua bekal dan keperluannya. Seandainya Rasulullah SAW agak lama tidak pulang, ia akan datang menengok untuk memastikan keselamatan sang suami. Sekiranya Rasulullah SAW khusyuk bermunajat, beliau tinggal di rumah dengan sabar sehingga suaminya pulang. Apabila suaminya mengadu kesusahan serta berada dalam keadaan gelisah, sekuat diri ia menenteramkan dan menghiburkan hati suaminya sampai-sampai diliputi ketenangan. Setiap ancaman dan penganiayaan dihadapi bersama. Malah dalam banyak kegiatan peribadatan Rasulullah SAW, Siti Khadijah r.a. Dipastikan selalu ada bersama dan membantu baginda dari mulai hal kecil seperti menyediakan air untuk mengambil wudu.

Kecintaan Khadijah bukanlah sekadar kecintaan kepada suami, sebaliknya yang jelas adalah berlandaskan keyakinan yang kuat tentang keesaan Allah SWT. Segala pengorbanan untuk suaminya adalah ikhlas untuk mencari keridlaan Allah SWT. Allah Maha Adil dalam memberi rahmat-Nya. Setiap amalan yang dilaksanakan dengan penuh keikhlasan pasti mendapat ganjaran yang kekal. Itu termaktub dalam firman-Nya :

Barang siapa yang mengerjakan amalan saleh, baik lelaki maupun wanita dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami berikan balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik daripada apa yang telah mereka kerjakan. (Q.S. An-Nahl: 97)

Janji Allah itu pasti benar. Kesan kesetiaan Siti Khadijah r.a. bukan sekadar menghasilkan kekuatan yang mendorong kegigihan dan perjuangan Rasulullah SAW, malah membawa berkah yang besar kepada rumah tangga mereka berdua. Anak-anak yang lahir juga adalah anak-anak yang saleh. Keturunan Rasulullah SAW merupakan insan yang senantiasa taat melaksanakan perintah Allah SWT. Semua ini menghasilkan kekuatan yang membantu meningkatkan perjuangan Islam.

Wahai muslimah, sekarang adalah masa untuk kita hidupkan kembali hakikat ini dalam kehidupan kita. Semoga kekuatan Islam akan kembali menaungi kehidupan setiap insan.
Read More..

Nilai dan Emas

Beberapa waktu yang lalu, di Mesir hidup seorangsufi tersohor bernama Zun-Nun. Seorang pemuda mendatanginya dan bertanya, "Guru, saya tak mengerti mengapa orang seperti anda mesti berpakaian apa adanya, amat sangat sederhana. Bukankah di masa seperti ini berpakaian sebaik-baiknya amat perlu, bukan hanya untuk penampilan namun juga untuk banyak tujuan lain."

Sang sufi hanya tersenyum; ia lalu melepaskan cincin dari salah satu jarinya, lalu berkata,"Sobat muda, akan kujawab pertanyaanmu, tetapi lebih dahulu lakukan satu hal untukku. Ambillah cincin ini dan bawalah ke pasar di seberang sana. Bisakah kamu menjualnya seharga satu keping emas?"

Melihat cincin Zun-Nun yang kotor, pemuda tadi merasa ragu, "Satu keping emas? Saya tidak yakin cincin ini bisa dijual seharga itu."

"Cobalah dulu, sobat muda. Siapa tahu kamu berhasil."

Pemuda itu pun bergegas ke pasar. Ia menawarkan cincin itu kepada pedagang kain, pedagang sayur, penjual daging dan ikan, serta kepada yang lainnya. Ternyata, tak seorang pun berani membeli seharga satu keping emas. Mereka menawarnya hanya satu keping perak. Tentu saja, pemuda itu tak berani menjualnya dengan harga satu keping perak. Ia kembali ke padepokan Zun-Nun dan melapor, "Guru, tak seorang pun berani menawar lebih dari satu keping perak."

Zun-Nun, sambil tetap tersenyum arif, berkata, "Sekarang pergilah kamu ke toko emas di belakang jalan ini. Coba perlihatkan kepada pemilik toko atau tukang emas di sana. Jangan buka harga, dengarkan saja bagaimana ia memberikan penilaian."

Pemuda itu pun pergi ke toko emas yang dimaksud. Ia kembali kepada Zun-Nun dengan raut wajah yang lain. Ia kemudian melapor, "Guru, ternyata para pedagang di pasar tidak tahu nilai sesungguhnya dari cincin ini. Pedagang emas menawarnya dengan harga seribu keping emas. Rupanya nilai cincin ini seribu kali lebih tinggi daripada yang ditawar oleh para pedagang di pasar."

Zun-Nun tersenyum simpul sambil berujar lirih, "Itulah jawaban atas pertanyaanmu tadi sobatmuda. Seseorang tak bisa dinilai dari pakaiannya. Hanya 'para pedagang sayur, ikan dan daging dipasar' yang menilai demikian. Namun tidak bagi 'pedagang emas'. Emas dan permata yang ada dalam diri seseorang hanya bisa dilihat dan dinilai jika kita mampu melihat ke kedalaman jiwa. Diperlukan kearifan untuk menjenguknya. Dan itu butuh proses wahai sobat mudaku. Kita tak bisa menilainya hanya dengan tutur kata dan sikap yang kita dengar dan lihat sekilas. Seringkali yang disangka emas ternyata loyang dan yang kita lihat sebagai loyang ternyata emas."
Read More..

Kamis, 22 Oktober 2009

Jilbab bukan lagi menjadi kata yang asing didengar, terlebih belakangan ini, di mana wanita muslimah berbondong-bondong untuk mengenakan jilbab – dengan prasangka baik – bahwa mereka melakukannya sebagai wujud ketaatan akan perintah Allah dan Rasul-Nya. Ada perasaan nyaman bagi sebagian orang yang mengenakannya, karena pakaian yang dikenakannya akan meninggalkan kesan yang ‘lebih Islami’, terlepas dari cara dan mode pakaian yang dia kenakan.

Yang tidak banyak disadari, atau mungkin lebih sering diabaikan, bahwa jilbab bukan sekedar mengenakan pakaian lengan panjang, betis tertutup hingga tumit, dada dan leher terhalang dari padangan orang. Bahwa jilbab bukan sekedar membalut anggota-anggota tubuh yang tidak semertinya terlihat selain mahram. Tidak, Jilbab lebih dari itu!

Allah subhanahu wata’ala berfirman:

يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لأزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاءِ الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِنْ جَلابِيبِهِنَّ

“Hai Nabi katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". (QS Al-Ahzab [33] : 59)

Jilbab sejatinya adalah ‘body covering’, penutup tubuh (aurat) yang akan melindungi seorang wanita, dari pandangan dan penilaian orang lain, khususnya laki-laki, dan bukannya ‘body shaping’, pembalut tubuh yang menampilkan seluruh lekuk liku tubuh seorang wanita, membuat orang menoleh kepadanya.

Jilbab, di tangan wanita muslimah masa kini, telah kehilangan esensinya. Seperti komentar seorang rekan kerja dulu, ketika melihat dua orang gadis remaja berboncengan dengan jilbab yang serba ketat, “Yah.. jilbab sekarang kan untuk membalut aurat, bukan untuk menutup aurat!”

Padahal Allah subhanahu wa ta’ala telah memperingatkan:

وَلا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلا مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَلْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلَى جُيُوبِهِنَّ

“Dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak daripadanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya,” (QS An-Nuur [24] : 31)

Saat ini, di tangan wanita muslimah masa kini, jilbab itu sendiri adalah perhiasan. Sebagian orang yang mengenakannya justru mengundang orrang (baca: laki-laki) untuk melihatnya, Betapa tidak, pakaian terututup yang serba ketat justru menggoda orang ingin tahu apa yang ada di baliknya. Baju model baby doll berlengan pendek, dipadu dengan manset dan jeans atau bicycle pants super ketat, atau jenis pakaian ketat yang menampilkan lekuk tubuh lainnya. Jika sudah begitu lalu apa bedanya dengan pakaian yang lainnya? Tambahan sepotong kain yang dililitkan pada kepala dan leher tidak menjadikan sebuah pakaian dikatakan berjilbab, karena toh yang memakainya masih terlihat seperti telanjang. Padahal Rasulullah telah memberikan peringatan keras, kepada para wanita yang berpakaian tetapi telanjang:

“Ada dua golongan penduduk neraka yang sekarang saya belum melihat keduanya, yaitu: wanita-wanita yang berpakaian tetapi telanjang, yang berlenggak-lenggok dan memiringkan kepalanya seperti punuk unta, dimana mereka tidak akan masuk surga, bahkan mencium baunya pun tidak bisa” (HR Muslim dan Ahmad)


Hadits ini telah diabaikan, entah karena tidak tahu, atau mungkin tidak diperdulikan! Atau mungkin terlalu takut untuk mengetahui kebenaran yang akan menyebabkannya merasa terasing dari masyarakat, lalu membuatnya mentup mata, hati dan telinga. Atau bahkan yang lebih mengerikan lagi, dengan sengaja memberikan penafsiran berbeda mengenai perintah untuk menutup aurat itu, demi memenuhi hawa nafsunya!

Aduhai, entah kemana perginya rasa takut itu, seolah-olah kehidpan di dunia ini akan berlangsung selamanya dan ancaman manusia mulia, hamba dan utusan Allah untuk memberikan peringatan kepada manusia, tidak berarti apa-apa kecuali hanya sekedar gertak sambak! Na’udzubillah! Entah kemana perginya rasa malu yang seharusnya bermanifestasi pada prilaku dan cara berpakaian? Sebagian besar kita justru terlena pada penilaian kebanyakan orang. “Berjilbab bukan berarti ketinggalan zaman.” Atau, “Dengan jilbab pun bisa tampil modis dan trendi.” Entah mengapa, kita menjadi latah dengan penilaian orang kafir, mengenakan jilbab syar’I adalah symbol keterbelakangan, bahkan yang lebih menyedihkan lagi yang terjadi akhir-akhir ini, jilbab besar adalah cirri aliran sesat dan pengikut paham esktrimis!

Islam telah memuliakan wanita, menjaga kehormatan wanita dengan menetapkan batasan-batassannya, bukan untuk menjadikan wanita terkekang, sebaliknya bahkan untuk melindungi kaum wanita. Tubuh seorang wanita adalah milik pribadinya, bukan properti umum yang dapat dilirik, ditaksir dan diberikan penilaian. Wanita sejatinya adalah individu yang bebas, ketika dia mengikuti apa yang telah ditetapkan Allah dan Rasul-Nya bagi dirinya. Jangan mengira bahwa wania-wanita yang tampil trendi itu adalah orang-orang yang memiliki lebebasam memilih, karena toh mereka terkungkung oleh pandangan orang lain. Sederhana sekali, jika seseorang atau beberapa orang mengatakan kepada anda “kamu cantik dengan baju ini, atau dengan warna itu,” anda lalu mengikuti perkataannya. Padahal cantik adalah sebuah ukuran relatif yang senantiasa berfluktuasi sepanjang zaman. Layaknya mata uang, ia bisa mengalami devaluasi, Lalu di mana letak kebebasan itu, ketika seorang wanita membiarkan dirinya terbawa arus fluktuasi itu? Pilihan orang banyak adalah pilihannya? Pendapat orang banyak adalah pendapatnya?

Pada kenyataannya, jilbab adalah sesuatu yang masih asing di kalangan wanita muslimah, karena yang bertebaran saat ini hanyalah sekedar penutup kepala, pembalut tubuh, trend mode dan bukannya jilbab yang seharusnya berfungsi untuk menutup aurat dengan sempurna. Wallahu a'lam.

Semoga Allah memberikan kita taufik dan hidayah untuk menjalankan ketaatan kepada-Nya, dan istiqamah di atas ketaatan itu. Amin.

Read More..

Rabu, 21 Oktober 2009

poetry to .. ^^

....MUSLIMAH
malumu mahkota yang tiada pelukan sinnghasana
kerana ia berkuasa menjaga diri dan nema
ketegasanmu umpama benteng negara dan agama
dari dirobohkan dan juga dibinasakannya

hmm.. gimane ttuh,, puisinya?? nancep?? manteep?? hehe..
wah, ternyata begitu berharganya ya seorang muslimah disini. ntuh emang puisi "not mine",, tp kalo dibagi"in bole dund?he.. sebagian orang emang memandang kita(muslimah) sebagai emas yang terbungkus rapat. namun ada juga deh yang suka ngejekinlah atau malah menghina. na'uzubillah.. smoga kita tetep bisa menjaga hati.^^

diri kita ibarat intan berlian yg dijaga n disimpen rapi. Lagi tinggi nilainya n mahal harganya.(wuih.. emang perhiasan??).. ya donk! kita kan mahal..he.. tapi jangan biarkan diri kita seperti makanan yang dijual ditepi jalanan. terdedah dan dipegang-pegang. yang akhirnya nih menjadi rusak dan basi. artinya jangan biarkan dirimu "terisolasi deh".
saudariku,, peliharalah aurat dan kesucian dirimu. niscaya kamu" nih bakalan bisa jadi mutiara di antara gelapnya gelombang lautan yang tercemari oleh minyak pekat. bisa kebayang kan betapa cantiknya dirimu?? let's keep it! :)
Read More..

Selasa, 20 Oktober 2009

the 7 habits of highly effective people


Bertanggung jawab atas dirimu sendiri. Tanggung jawab merupakan tolok ukur sederhana di mana kamu sudah mulai berusaha menentukan sendiri prioritas, waktu dan sumber-sumber terpercaya dalam mencapai kesuksesan belajar.

  • Pusatkan dirimu terhadap nilai dan prinsip yang kamu percaya. Tentukan sendiri mana yang penting bagi dirimu.  Jangan biarkan teman atau orang lain mendikte kamu apa yang penti
  • Kerjakan dahulu mana yang penting. Kerjakanlah dulu prioritas-prioritas yang telah kamu tentukan sendiri.  Jangan biarkan orang lain atau hal lain memecahkan perhatianmu dari tujuanmu.
  •  Anggap dirimu berada dalam situasi "co-opetition" (Bukan situasi "win-win" lagi). "Co-opetition" merupakan gabungan dari kata "cooperation" (kerja sama) dan "competition" (persaingan).  Jadi, selain sebagai teman yang membantu dalam belajar bersama dan banyak memberikan masukkan/ide baru dalam mengerjakan tugas, anggaplah dia sebagai sainganmu juga dalam kelas.  Dengan begini, kamu akan selalu terpacu untuk melakukan yang terbaik (do your best) di dalam kelas.

  • Pahami orang lain, maka mereka akan memahamimu. Ketika kamu ingin membicarakan suatu masalah akademis dengan gurumu, misalnya mempertanyakan nilai matematika atau meminta dispensasi tambahan waktu untuk mengumpulkan tugas, tempatkan dirimu sebagai guru tersebut.  Nah, sekarang coba tanyakan pada dirimu, kira-kira argumen apa yang paling pas untuk diberikan ketika berada dalam posisi guru/dosen tersebut.
  • Cari solusi yang lebih baik. Bila kamu tidak mengerti bahan yang diajarkan pada hari ini, jangan hanya membaca ulang bahan tersebut.  Coba cara lainnya.  Misalnya, diskusikan bahan tersebut dengan guru/dosen pengajar, teman, kelompok belajar atau dengan pembimbing akademismu. Mereka akan membantumu untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik.

  • Tantang dirimu sendiri secara berkesinambungan. Dengan cara ini, belajar akan terasa mengasyikkan, dan mungkin kamu mendapatkan ide-ide yang cemerlang. 
 nah tuh beberapa tips yang insya Allah kalo kita coba dg sungguh sungguh bisa berhasil. emang sih aku sendiri belum bisa membuktikan. tapi apa salahnya kita mencoba??? hehe.. ^^ 
Read More..

Minggu, 18 Oktober 2009

new world??

hmm.. mulai deh nulis-nulis, corat-coret lagi.. mungkin hobyku ini emang biasa .. hanya suka nulis,, ga kurang n ga lebih.. hehe, pengen banged deh jadi penulis terkenal seperti teh Asma, teh Helvy, n mungkin juga kang Abik( wah nama keren mereka)he.. mungkin ga sih aku bisa jadi mereka? (agh!! g mungkin lah is,, secara karya mereka gedhe banged, n bisa sampai ke luar loh,, ) hmm.. tapi mungkin juga sih is, kalo kamu seperti mereka namun dengan titel yang berbeda => karakter maksudnya.. ^^) ini nih kata hati yang selalu jadi pemacuku dalam menuangkan ide. Namun kesibukan sekolah dan tugas yang se abrek, jadi susah deh ngaturnya.. mungkin untuk saat ini bisa jadi sebagai orang yang super sibuk "kayak artis aja" wkwk.. setiap hari pulang sore dan pasti deh ga sempet yang namanya "bobok siang" wew..
wuah,, bukan hanya itu, mungkin tiap hari ada aja PR alias "Pekerjaan Rumah" oops! bukan pembantu RT kaleee.. he,, Oy, pulang sorenya bukan gara-gara klayapan loh, tapi ada sebuah organisasi di scul yang "mewajibkan" anggotanya untuk selalu aktif n sering kumpul.. entah itu "syro', diskusi, atw malah sekedar ngrumpi di mushala (hadew, ya ga lah !! di mall kalee is! hehe). sejak SMA sih emang super sibuk, lain deh waktu SMP atau bahkan SD dulu.. malah sering maen bareng temen.. tapi sekarang????
huh.. trus dengan seabrek aktifitas ittue gimana aku bisa menjadi seperti mereka??ga kebayang deh.. mungkin ini duniaku yang baru =>> My New World euy yang musti aku jalanin.. smoga deh ada hikmah dibaliknya..
Read More..

Sabtu, 17 Oktober 2009

wacana hatiku

Mampukah engkau mengingat etiap detik waktu di sepanjang hidupmu?

Detik waktupun berlangsung begitu singkat, ia sering berisihal-hal yang sangat hebat dan mengejutkan. Saat segala peristiwa berjalan dalam detik yang lambat, kita mungkin masih sempat mengingatnya. namun, saat rentetan peristiwa berjalan begitu cepat, detik waktu seperti tidak ada artinya. Kita akan cepat melupakan beberapa detik waktu yang sesungguhnya sangat istimewa.


"Catatkanlah detik waktumu, engkau akan menjadi besar karena catatan detik waktumu" kata seorang kakek tua yang hadir pada salah satu detik waktu yang mengejutkan dan tiba-tiba.

kumpulan tiap detik-detik waktu kini begitu berharga. catatan detik waktu itu telah menjadi saksi sejarah yang tak tertandingi nilai ketepatannya. 

Read More..