RSS

Rabu, 09 Desember 2009

AKHWAT SEJATI

Seorang gadis kecil bertanya pada ayahnya,
"Abi ceritakan padaku tentang Akhwat sejati?".

Sang ayah pun menoleh sambil kemudian tersenyum:
Anakku ...
Seorang akhwat sejati bukanlah dilihat dari kecantikan paras wajahnya, tetapi dilihat dari kecantikan hati yang ada di baliknya.
Akhwat sejati bukan dilihat dari bentuk tubuhnya yang mempesona, tetapi dilihat dari sejauh mana ia menutupi bentuk tubuhnya.
Akhwat sejati bukan dilihat dari begitu banyaknya kebaikan yang ia berikan tetapi dari keikhlasan ia memberikan kebaikan itu.
Akhwat sejati bukan dilihat dari seberapa indah lantunan suaranya, tetapi dilihat dari apa yang sering mulutnya
bicarakan.

Akhwat sejati bukan dilihat dari keahliannya berbahasa, tetapi dilihat dari bagaimana caranya ia berbicara.

Sang ayah diam sejenak sembari melihat ke arah putrinya.
"Lantas apa lagi Abi?", sahut putrinya.
Ketahuilah putriku ...
Akhwat sejati bukan dilihat dari keberaniannya dalam berpakaian, tetapi dilihat dari sejauh mana ia berani
mempertahankan kehormatannya.
Akhwat sejati bukan dilihat dari kekhawatirannya digoda orang di jalan tetapi dilihat dari Kekhawatiran dirinyalah yang mengundang orang jadi tergoda.
Akhwat sejati bukanlah dilihat dari seberapa banyak dan besarnya ujian yang ia jalani tetapi dilihat dari sejauhmana ia menghadapi ujian itu dengan penuh rasa syukur.

Dan ingatlah ...
Akhwat sejati bukan dilihat dari sifat supelnya dalam bergaul, tetapi dilihat dari sejauh mana ia bisa menjaga kehormatan dirinya dalam bergaul.
Setelah itu sang anak kembali bertanya, "Siapakah yang dapat menjadi kriteria seperti itu, Abi?"

Sang ayah memberikannya sebuah buku dan berkata,"Pelajarila h mereka!" Sang anak pun mengambil buku itu dan terlihatlah sebuah tulisan "Istri Rosulullah"

--------------------------end of this session---------------------------------

Kalo yang ini .... akhwat sejati lagi..hehe..

Akhwat sejati tidak dilihat dari jilbabnya yang anggun, tetapi dilihat dari kedewasaannya dalam bersikap.

Akhwat sejati tidak dilihat dari retorikanya ketika aksi, tetapi dilihat dari kebijaksanaannya dalam mengambil keputusan.

Akhwat sejati tidak dilihat dari banyaknya ia berorganisasi, tetapi sebesar apa tanggungjawabnya dalam menjalankan amanah.

Akhwat sejati tidak dilihat dari kehadirannya dalam syuro', tetapi dilihat dari kontribusinya dalam mencari solusi dari suatu permasalahan.

Akhwat sejati tidak dilihat dari tasnya yang selalu membawa Al - Qur'an, tetapi dilihat dari hafalan dan pemahamannya akan kandungan Al - Qur'an tersebut.

Akhwat sejati tidak dilihat dari aktivitasnya yang seabrek, tetapi bagaimana ia mampu mengoptimalisasi waktu dengan baik.

Akhwat sejati tidak dilihat dari IP-nya yang cumlaude, tetapi bagaimana ia mengajarkan ilmunya pada umat.

Akhwat sejati tidak dilihat dari tundukan matanya ketika interaksi, tetapi bagaimana ia mampu membentengi hati.

Akhwat sejati tidak dilihat dari partisipasinya dalam menjalankan kegiatan, tetapi dilihat dari keikhlasannya dalam bekerja.

Akhwat sejati tidak dilihat dari sholatnya yang lama, tetapi dilihat dari kedekatannya pada Robb di luar aktivitas sholatnya.

Akhwat sejati tidak dilihat kasih sayangnya pada orang tua dan teman - teman, tetapi dilihat dari besarnya
kekuatan cinta pada Ar - Rahman Ar - Rahiim.

Akhwat sejati tidak dilihat dari rutinitas dhuha dan tahajjudnya, tetapi sebanyak apa tetesan air mata penyesalan yang jatuh ketika sujud

http://simplicity.inc.md/index.php?option=com_content&task=view&id=87&Itemid=1
Read More..

10 Karakter Muslimah

Karakter ini merupakan pilar pertama terbentuknya masyarakat islam maupun tertegaknya sistem islam dimuka bumi serta menjadi tiang penyangga peradaban dunia.

Kesepuluh karakter itu adalah :

1. Salimul Aqidah, Bersih Akidahnya dari sesuatu hal yang mendekatkan dan menjerumuskan dirinya dari lubang syirik.


2. Shahihul Ibadah, Benar Ibadahnya menurut AlQur’an dan Assunnah serta terjauh dari segala Bid’ah yang dapat menyesatkannya.

3. Matinul Khuluq, Mulia Akhlaknya sehingga dapat menunjukkan sebuah kepribadian yang menawan dan dapat meyakinkan kepada semua orang bahwa Islam adalah rahmat bagi seluruh alam (Rahmatan Lil Alamin).

4. Qowiyul Jismi, Kuat Fisiknya sehingga dapat mengatur segala kepentingan bagi jasmaninya yang merupakan amanah/titipan dari Alloh SWT.

5. Mutsaqoful Fikri, Luas wawasan berfikirnya sehingga dia mampu menangkap berbagai informasi serta perkembangan yang terjadi disekitarnya.

6. Qodirun ‘alal Kasbi, Mampu berusaha sehingga menjadikannya seorang yang berjiwa mandiri dan tidak mau bergantung kepada orang lain dalam memenuhi segala kebutuhan hidupnya.

7. ujahidun linafsihi, Bersungguh sungguh dalam jiwanya sehingga menjadikannya seseorang yang dapat memaksimalkan setiap kesempatan ataupun kejadian sehingga berdampak baik pada dirinya ataupun orang lain.

8. Haritsun ‘ala waqtihi, Efisien dalam memanfaatkan waktunya sehingga menjadikannya sebagai seorang yang pantang menyiakan waktu untuk melakukan kebaikan, walau sedetikpun. karena waktu yang kita gunakan selama hidup ini akan dipertanggungjawabkan dihadapan Alloh SWT.

9. Munazhom Fii Su’unihi, Tertata dalam urusannya sehingga menjadikan kehidupannya teratur dalam segala hal yang menjadi tanggung jawab dan amanahnya. Dapat menyelesaikan semua masalahnya dengan baik dengan cara yang baik.

10. Naafi’un Li Ghairihi, Bermanfaat bagi orang lain, sehingga menjadikannya seseorang yang bermanfaat dan dibutuhkan. Keberadaannya akan menjadi sebuah kebahagiaan bagi orang lain dan Ketiadaannya akan menjadikan kerinduan pada orang lain.

Mudah-mudahan dengan kesepuluh karakter yang dikemukakan diatas menjadikan kita termotivasi untuk dapat merealisasikannya dalam diri kita.Amin.
http://auliyaa.blogdetik.com/2009/03/19/ingat10-karakter-muslimmuslimah-sejati/
Read More..

Antara KEBEBASAN dan KETERBUKAAN

Pengalaman seorang akhwat ketika masih SMA, waktu itu ada pertemuan antara pihak sekolah dengan pengurus musholla. Pihak sekolah ingin bertemu dengan semua pengurus, laki-laki maupun wanita. Maka itulah kali pertama para akhwat menyebrangi hijab di Musholla, yang membatasi ruang laki-laki dengan wanita. Berada dalam satu ruangan, dengan posisi berhadap-hadapan walau berjarak cukup jauh, itu situasi yang langka. Karuan saja rasa kikuk menyerbu saat itu. Para akhwt duduku kaku tertunduk, kalaupun bersuara hanya berbisik. Dan ketika pertemuan berakhir, rasanya baru bisa bernapas lega.
Pengalaman lain, ketika seorang akhwat sedang berjalan bersama akhwat yang lain, kebetulan berpapasan dengan dua orang ikhwan kakak kelas. Mungkin ada keperluan dengan memberi salam. Salam itu dijawab akhwatnya tapi sejurus kemudian yang terjadi adalah saling dorong, siapa yang mau bicara dengan ikhwan itu. Tak ada yang mengalah. Alhasil, akhwat berdua itu malah bergegas pergi sambil mencari-cari akhwat yang seangkatan dengan ikhwan tadi. Terlau…?!
Tapi zaman sudah berubah, jangankan berada dalam satu ruangan dengan posisi berhadap-hadapan, makan bersama di satu meja pun, OK-OK saja. atau berada dalam satu mobil dan bercanda ria sepanjang perjalanan, itu sudah biasa. Bahkan, dalam forum yang seharusnya formal seperti rapat sekalipun, atmosfir saling ‘mencela’ dan bergurau antara ikhwan dan akhwat tidak sulit ditemui.
Sempat terpikir, mungkin perubahan yang terjadi semata-mata bentuk penyesuaian dakwah yang semakin terbuka. Namun jika sekian fenomena menyuarak: ikhwan dan akhwat berlama-lama ngobrol di telepon (padahal yang membayar tagihan orang tua), ada yang memasang foto sesama aktifis kampus pujaannya di meja belajar, ikhwan dan akhwat sudah berani ‘jalan bareng’, padahal mereka tak tahu apa-apa tentang taqdirullah. Akhwat yang mengalami depresi berat karena ‘ditinggal’ menikah oleh seorang ikhwan, bahkan ikhwan dan akhwat berhubungan terlalu jauh sampai berzina… itu semua bukan kebetulan kan?!
Ilustrasi pertama dan kedua, sebetulnya sama-sama tak layak ditiru. Sikap yang terlalu kakum justru menghambat komunikasi. Namun gaya komunikasi yang terlalu cair tentu saja beresiko membuka celah kemaksiatan. Lalu tidakkah mungkin bahwa ternyata kedua ‘kekeliruan’ tdai seharusnya punya satu pokok masalah, yaitu pemahaman?
Terkadang kita terjebak dengan group value. Kita mengikuti suatu nilai, semata-mata karena nilai itulah yang dianggap berharga dalam kelompok. Boleh jadi karena menganut group value itulah, sehingga dulu ada budaya ikhwan-akhwat bicara dengan posisi saling membelakangi. Sampai-sampai ada seorang ikhwan yang terus menerus bicara, padahal lawan bicaranya sudah pergi entah kemana.
Dan kini, mungkin karena group value juga sehingga ada tren akhwat pulang malam. Awalnya karena kepentingan mendesak, tapi lama-lama muncul pameo: akhwat yang tidak pulang malam, jam terbangnya diragukan?! sungguh menyedihkan ketika ada seorang akhwat berujar, “Dulu di SMA saya jarang sekali bergurai dengan ikhwan, tapi setelah di kampus bertemu banyak ikhwan yang sering mengajak bergurau, saya jadi terbiasa….” Lho?!
Harus kita ingat bahwa tarbiyah bukan proses labelisasi. Tarbiyah tak bertujuan membuat kita menjadi produk-produk homogen yang monoton, jumudm ataupun imma’ah (ikut-ikutan). Melainkan diharapkan menjadi orang yang memiliki standar yang jelas dalam setiap sikap.
Dalam Al Qur’an surat Al Baqarah ayat 177, Allah mencela orang-orang musyrik yang menyandarkan nilai-nilai kebajikan (Al-Birr) pada persangkaan jahiliyah mereka. Sedangkan pada surat al Israa’ ayat 36, Allah SWT mengingatkan agar kita tidak mengikuti sesuatu jika tidak mempunyai pengetahuan tentangnya.
Bicara tentang pergaulan aktfis islam, jelas aktifis muslimah memainkan peran penting di dlamanya. Melongok kiprah shahabiyah dalam berinteraksi dengan masyarakat, meraka bukan sosok steril yang tidak melakukan interaksi dengan kaum laki-laki.
Di antara mereka ada yang menyampaikan tuntutannya dengan Rasulullah, menjenguk muslim yang sakit, turut serta dalam perjamuan dan berbagai pertemuan, ikut berdinamika dalam berbagai peperangan, menyampaikan kritik secara langsung dan terbuka kepada khilafah, bahkan istri-istri Rasulullah menjadi tempat bertanya para shahabat setelah Rasulullah saw wafat.
Namun satu hal yang harus dicatat, bahwa para shohabiyah dan generasi muslimah terdahulu melakoni segala hak kebabasan mereka dengan pemahaman, penuh kehati-hatian, dan kontrol diri yang kuat.
Misalnya saja pada kisah dua orang puteri Nabi Syu’aib as. Mereka tidak menutup mata dari tugas memberi minum ternak, dalam rangka berbakti kpd orang tua. Mereka juga sadar, bahwa tugas itu harus mereka jalani dengan resko harus berhadapan dengan laki-laki yang bukan mahram. Maka dn sabar mereka hadapi resiko itu dengan strategi menunggu giliran memberi minum sehingga mereka tak perlu bercampur baur dengan laki-laki yang bukan mahramnya.
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim, dikisahkan seorang muslimah datang dan menyerahkan dirinya (agar dinikahi) kepada Rasulullah saw. Ia paham bahwa ia memiliki kebebasan menawarkan dirinya kepada muslim yang sholih.
Namun ketika ia melihat Rasulullah saw tidak memutuskan apa-apa mengenai dirinya, ia pun duduk dan bahkan membiarkan Rasulullah saw menikahkannya dengan laki-laki lain. Nyata sekalim bahwa ia menyerahkan diri kepada Rasulullah saw semata-mata dalam rangka baktinya kepada beliau, bukan karena hawa nafsu. Betapa indah cara mereka membingkai dirinya dengan pemahaman.
Ketika seorang muslimah memahami kebebasannya, pada saat yang sama ia juga harus memahami keterbatasannya. Ia haru memahami bahwa dirinya mempunyai potensi fitnah yang besar. Kalau saja potensi itu sesuatu yang bisa diabaikan, tentunya Rasulullah tidak sampai bersabda, “Aku tidak meninggalkan sesudahku fitnah bagi kaum lelaki lebih berbahaya daripada perempuan” (Muttafaqun alaihi)
Seorang muslimah, terutama dalamusia belia, harus memahami bahwa pertemuannya dengan seorang laki-laki memiliki kemungkinan dimanipulasi oleh setan yang terkutuk. Dalam satu riwaya Ath-Thabrani dan Ali dikatakan Rasulullah saw bersabda “Aku melihat seorang anak laki-laki dna seorang anak perempuan yang sama sama masih muda belia. Aku khawatir keduanya akan dimasuki oleh setan”
Terkadang aktifis muslimah begitu cepat tsiqoh dan merasa save ketika berinteraksi dalam ruang lingkup organisasi Islam. Ia berpikir “Toh senior dan teman-teman saya adalah orang yang paham” Akibatnya ia tidak membangun imunitas yang cukup kokoh untuk melindunginya dari kemungkinan berzina. Padahal, setiap manusia memiliki kecenderungan berzina.
Dari Ibnu Abbas dikatakan: “Aku tidak pernah melihat sesuatu yang lebih mirip dengan perbuatan dosa kecil dibandingkan apa yang dikatakan oleh Abu Hurairah mengenai Nabi saw, yaitu Nabi bersabda: “Sesungguhnya Allah menentuka manusia cenderung berzina. Hal itu sama sekali tidak bisa dihindari dan pasti terjadi. Zina mata adalah memandang, zina lidah bertutur, zina nafsu adalah berharap-harap dan berkeinginan mendapatkan sesuatu, sementara kemaluan membenarkan atau mendustakan hal tersebut.” (H.R. Bukhari dan Muslim)
Abdul Halim Abu Syuqqah dalam kitab Tahrirul Mar’ah fii ‘Ashrir Risalah mengemukakan bahwa Islam telah mengatur peran wanita dalam kehidupan sosial dengan etika yang sangat sempurna. Etika tersebut memiliki karakter sebagai berikut:
Pertama, etika tersebut tidak menghambat proses keseriusan hidup serta tetap mempertahankan akhlak dan harga diri manusia.
Kedua, etika tersebut menumbuhkembangkan kesejahteraan dan kemakmuran, menjauhkan manusia dari kemungkaran sekaligus menempanya sehingga tidak terseret arus kejahatan.
Ketiga, etika tersebut menjamin kesehatan mental laki-laki dan wanita secara merata karena tidak membuka peluang sikap berlebih-lebihan, melanggar norma asusila atau memancing syahwat.
Selain itu, etika itupun tidak menimbulkan sikap pura-pura malu, tidak menimbulkan perasaan sensitif yang berlebihan terhadap lawan jenis, serta tidak menimbulkan seorang wanita menutup diri dari seorang laki-laki.
Sebaik-baik urusan adelah pertengahan. Ali ra mengatakan, “Hendaklah kalian mengambil model atau contoh yang pertengahan. Yang terlanjur hendaklah surut dan yang tertinggal hendaklah menyusul.”
Wallahu a’lam bis shawab

(dikutip dari majalah Al Izzah No.15/Th.2, 31 Maret 2001)
Read More..

Akhwat Gaul, SO WHAT??

Kini kian banyak remaja putri yang menyadari hakikat hidupnya. Nggak heran kalo aktivitas mereka dilingkupi hal-hal berbau surga, seperti ngaji dan dakwah. Sayang, kadang anak-anak baek ini justru dicap eksklusif, nggak gaul dan bahkan kuper.

Di tengah gempuran berbagai tren Barat, muslimah kaffah emang semakin terjepit posisinya. Pakai jilbab yang bener malah dilecehkan dengan sebutan nggak ngikuti mode. Mau menjaga izzah dengan membatasi pergaulan malah dibilang kuper. Niat mendakwahi temen yang salah justru dibilang rese. Repot memang.

Padahal yang namanya dinamika kehidupan remaja tuh nggak bisa dihindari. Mulai tren mode pakaian, tatanan rambut, kosmetik, sepatu, fasyen, tas hingga pernak-pernik lainnya mengepung dari berbagai penjuru. Walhasil, kita-kita yang muslimah kudu bisa bawa diri, gimana caranya agar nggak dibilang kuper, tapi tetep syar'i. Yes, gaul tapi syari, gitu loh.

Dalam milih temen misalnya. Meski kita pakai jilbab, nggak dosa kok temenan ama yang masih buka aurat. So, biar nggak terkesan pilih-pilih temen, nggak seru dong kalo kita cuma temenan ama para jilbaber aja. Kecuali kalo pilih sahabat, lain lagi pertimbangannya. Yang penting meski temenan ama non jilbaber jangan sampai kita yang terbawa kebiasaan buruk atau pola pikir mereka yang mungkin nggak islami. Justru kita yang mewarnai bagaimana agar mereka tertarik dengan keislaman kita. Lebih bagus kalo akhirnya mau diajak ngaji. Read More..

Selasa, 01 Desember 2009

Talk to My Mind

Terkadang waktu berjalan begitu lambat,, dikala diri ini begitu merindukan "seonggok" kasih sayang yang... bagi orang lain begitu murah bahkan tak bernilai untuk mendapatkannya.. tapi bagiku???? mungkin uang sebanyak apapun belum cukup untuk mendapatkan "sebuah benda" yang saat ini begitu ingin aku miliki.. mengisi sepi hariku dengan selalu menyebut namaMu serta bermunajat mengagungkanMu.. tanpa sadar betapa besar dosa dalam raga,, yang tak pernah surut untuk berjuang di jalan taqwa.. menelusuri jejak para nabi..mungkin jika iman ini begitu lemah, tak akan ada harapan bagiku untuk menjalani hidup.. namun, bersyukur tetap menjadi kewajiban bagiku.. aku begitu kecil,, kerdil,, di banding dengan keagungan Allah.. Ya Rabb semoga apa yang sedang aku jalani ini menjadikanku sebagai orang-orang yang semakin mendekat kepadaMu bukan mereka yang justru menjauh dariMu.. aku tak mau..
Masih banyak hal yang ingin aku kecap untuk mengisi sisa umur yang entah berapa lama lagi.. tapi,, apakah bias menjalaninya tanpa ada “kasih sayang” yang seakan telah terkikis oleh waktu?? Sungguh.. aku hanya manusia biasa yang masih ingin mendapatkan kasihsayang dan perhatian dari mereka.. seakan aku ini makhluk asing,, tanpa tau bagaimana keadaanku, tanpa mengerti betapa keringnya hati ini.. seolah gurun yang tak pernah tersiram air hujan ..
Fisik ini berucap iya,, namun jiwa tak bias di bohongi.. ia tetap berkata TIDAK! Sepahit apapun.. seperti itulah diriku saat ini.. begitu lemah tapi ingin tetap berjuang.. senyum yang selama ini mengembang menunjukkan betapa hati ini menangis.. betapa hati ini ingin berucap sesuatu..
Bagaimana jika apa yang selama ini kita lakukan dengan sungguh-sungguh seakan-akan hanya bermain ??? padahal kerja keras lah yang selama ini menemaniku, mengajariku akan pentingnya pantang menyerah.. setiap hari sekolah.. belajar selama kurang lebih 8jam.. belum lagi PR dan tugas yang harus diselesaikan dalam waktu yang bersamaan.. terkadang baru bias memejamkan mata sampai larut malam.. aku tak keberatan dengan ini semua,, sama sekali TIDAK!! Tapi,, kenapa mereka masih belum bias mengerti ??? sampai di rumah,, betapa inginnya aku menangkan fikiran,, tapi apa yang kudapat?? Omelan-omelan yang sama sekali tidak ingin aku dengar, yang tidak ingin aku menanggapinya.. apakah salahku?? Penuntutan prestasi yang luar biasa mungkin salah satu dari seribu satu alasan omelan itu.. bayangakan saja.. saat sampai rumah dengan kondisi fisik yang lelah serta fikiran yang lemah, mendapatkan sembutan yang dingin, .. Ya Rabb ,, aku tak ingin membuat mereka kecewa, tak ingin sekali..
Mam andaikan selama ini engkau tau.. betapa rindunya hatiku padamu.. sampai kapan aku harus menjalani ini Mam?? Jawab aku.. beri aku waktu untuk bias sejenak merasakan belaianmu.. 5menit saja.. tak tahan lagi untuk memelukmu.. menceritakan semua keluhku,.. ijinkan aku menangis di pundakmu dalam kelembutan tangan dan hatimu.. hanya bicara via telepon rasanya sama saja.. aku tak sanggup.. tak sanggup jika suatu saat nanti aku takkan bias bertemu denganmu untuk selamanya.. benar-benar belum siap.. ingin rasanya aku bersujud di kakimu.. mencurahkan segala kasih sayang yang ingin aku berikan yang ingin aku balaskan atas seluruh pengorbanan dan kesetiaanmu selama ini.. ijinkan aku,, ijinkan aku untuk menbalasnya..
Betapa egoisnya diri ini jika tak pernah memberikan kebahagiaan yang setidaknya bias menghibur hatimu.. aku ingin memberikan sebuah kenangan yang mungkin tak berharga.. namun ketahuilah, ini dari hatiku yang terdalam.. betapa aku ingin mengatakan “I’M VERY LOVE U, MAM”.. tapi aku ingin bertemu mam,, katamu 1tahun lagi.. tapi bagiku bagaikan 100 tahun..
Mungkin, jika tak bias aku bertemu denganmu secara langsung, biarkan Allah menautkan hati kita.. menyampaikan isi hatiku ke dalam hatimu yang suci .. hati yang tak kan lelah untuk memberikan kasih sayang.. semoga.. Ya Rabb lindungilah beliau, mudahkanlah setiap urusannya.. serta tautkanlah hati kami..
At least,, aku hanya bisa mendoakanmu.. terus berdoa.. menyerahkan segala urusan kepada yang haq,, Dialah Allah yang Maha Mengasihi.. rencana yang tersimpan dalam genggamanNya coba kutunggu dalam semangat yang tak pernah pudar,, Amiin..
Read More..

Selasa, 24 November 2009

Taman Orang - Orang Jatuh Cinta

“Bisikan cinta bukan sekedar bisikan
Tiada yang tahu apa yang telah dikabarkan
Urusan cinta tiada tuntas dengan penalaran
Tiada pula dengan analogi dan pikiran
Urusan cinta adalah urusan sentuhan hati
Urusan demi urusan datang silih berganti..”

Pernahkah merasakan jatuh cinta, pada seseorang? Pasti pernah… Bagaimana rasanya, tak usah kita mencari jawabannya, karena tiap orang jawabannya rata-rata sama. Indah dan berjuta rasanya. Dunia serasa berseri, setiap orang dirasakan ramah, alam di sekelilingnya terasa indah. Katanya orang yang sedang fall in love itu tiap hari harus ketemu, kemana-mana harus sama-sama kalau sekali tak bertemu rindunya setengah mati, yang pasti dunia serasa milik berdua . Mereka tidak peduli dan tidak mempedulikan orang lain, yang penting mereka senang. Yang diingat hanyalah dia….dia….dan dia.

Jika ada yang belum pernah jatuh cinta, cobalah ikut rasakan tanda-tanda yang ditulis oleh Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah dalam bukunya yang berjudul Taman Orang-orang Jatuh Cinta dan Memendam Rindu. Pertama biasanya ia selalu menghujamkan pandangan matanya pada orang yang dicintainya, kedua malu-malu jika orang yang dicintainya memandangnya. Ketiga ia akan banyak mengingat, membicarakan dan menyebut nama orang yang dicintainya. Kemudian ia tunduk pada perintah orang yang dicintai dan mendahulukan kepentingannya daripada kepentingannya sendiri. Lalu orang yang mencinta bersabar menghadapi gangguan orang yang dicintai, memperhatikan perkataan orang yang dicintai dan mendengarkannya, mencintai tempat dan rumah sang kekasih, segera menghampiri yang dicintai bila dipanggil.

Selanjutnya ia akan ikut mencintai apapun yang dicintai sang kekasih. Jika akan mengunjungi orang yang dicintai jalan yang dilalui terasa pendek meskipun jaraknya jauh sekali. Dan biasanya ia akan salah tingkah jika sedang mengunjungi atau sedang dikunjungi orang yang dicintai. Lalu ia akan gemetar tatkala berhadapan dengan orang yang dicintai atau tatkala mendengar namanya disebut. Jika ada orang lain yang membahasnya ia akan merasa cemburu. Menyenangi apapun yang menyenangkan orang yang dicintai meskipun sebenarnya kita tidak menyukainya. Ini merupakan salah satu keharusan karena sedikit berkorban untuk mendapatkan keridhaan orang yang dicintai, rasanya merupakan kewajiban.

Ciri-ciri orang yang sedang jatuh cinta selain yang disebut diatas adalah ia akan mempunyai kebiasaan baru yaitu suka menyendiri dan kadang ada helaan nafas panjang yang kerap dilakukan. Dan tentunya ia akan selalu berusaha untuk menghindari hal-hal yang akan meregangkan hubungan karena yang dicari pastilah kecocokan antara orang yang mencintai dan orang yang dicintai. Pada akhirnya ia akan tunduk dan patuh pada orang yang dicintai.

Jika kita merasakan salah satu diantara tanda-tanda diatas bersiap-siaplah untuk merasakan tanda-tanda yang lain. Karena kalau salah satu tanda sudah datang, pasti akan diikuti oleh tanda yang lainnya. Bersyukurlah kalau kita mengalaminya. Ada satu hal yang kadang-kadang terlupakan atau dilupakan oleh orang yang sedang jatuh cinta. Apa? Allah, Tuhan yang memiliki cinta. Hanya Dia yang berhak dicintai. Pernahkan kita jatuh cinta pada-Nya?

Kalau jatuh cinta pada sesama manusia ada keinginan dari kita agar orang lain mengetahuinya. Ingin rasanya diberitahukan pada semua orang tentang apa yang sedang terjadi pada kita. Biar semua orang tahu kalau kita sedang jatuh cinta. Akankah sama ceritanya jika sedang jatuh cinta pada Allah. Rasanya tidak. Jika sedang jatuh cinta pada Allah, rasanya kita akan malu untuk mengakuinya apalagi sampai orang lain tahu. Kita akan sangat egois untuk tidak berbagi cerita pada orang lain.

Lalu berapa banyakkah dari kita yang pada saat fall in love selain mengingat dia (kekasih) juga mengingat Allah? Berapa banyakkah dari kita yang menyadari bahwa jatuh cinta merupakan anugerah besar yang harus disyukuri? Jika saja setiap orang yang sedang jatuh cinta pada sesama manusia dan mengalami tanda-tanda seperti tadi, merasakan dan melakukan hal yang sama pula dengan ketika ia jatuh cinta pada Allah Rabbul ‘Alamin, subhanallah, Mahasuci Allah yang telah memberikan cintanya pada manusia dengan memberikan anugrah berupa rasa cinta.

Cinta itu laksana pohon di dalam hati. Akarnya adalah ketundukan kepada kekasih yag dicintai, dahannya adalah mengetahuinya, ranting-ranting adalah ketakutan kepadanya, daun-daun adalah malu kepadanya, buahnya adalah ketaatan kepadanya dan air yang menghidupinya adalah menyebut namanya. Jika di dalam cinta ada satu bahagian yang kosong, bererti cinta itu kurang. Allah telah mensifati Diri-Nya, bahwa Dia mencintai hamba-hamba-Nya yang mukmin dan mereka pun mencintai-Nya.

Sesungguhnya, kecintaan pada Allah pasti menyelamatkan orang yang mencintai-Nya dari azab dan semestinya pula seorang hamba tidak mencoba-coba mengganti cinta hakiki itu dengan yang lainnya.

Wallahua’lam. Read More..

Jumat, 20 November 2009

Teman adalah Hadiah yang Indah

Seperti hadiah, ada yang bungkusnya bagus dan ada yang bungkusnya jelek.
Yang bungkusnya bagus punya wajah rupawan, atau kepribadian yang menarik.
Yang bungkusnya jelek punya wajah biasa saja, ataukepribadian yang biasa saja, atau malah menjengkelkan.
Seperti hadiah, ada yang isinya bagus dan ada yang isinya jelek.
Yang isinya bagus punya jiwa yang begitu indahsehingga kita terpukau ketika berbagi rasa dengannya, ketikakita tahan menghabiskan waktu berjam-jam salingbercerita dan menghibur, menangis bersama, dan tertawabersama..
Kita mencintai dia dan dia mencintai kita.
Yang isinya buruk punya jiwa yang terluka.
Begitu dalam luka-lukanya sehingga jiwanya tidakmampu lagi mencintai, justru karena ia tidak merasakan cinta dalam hidupnya.
Sayangnya yang kita tangkap darinya seringkali justru sikappenolakan, dendam, kebencian, iri hati, kesombongan, amarah, dll.
Kita tidak suka dengan jiwa-jiwa semacam ini dan mencoba menghindar dari mereka.
Kita tidak tahu bahwa itu semua BUKANlah karenamereka pada dasarnya buruk, tetapi ketidakmampuan jiwanyamemberikan cinta karena justru ia membutuhkan cintakita, membutuhkan empati kita, kesabaran dan keberaniankita untuk mendengarkan luka-luka terdalam yangmemasung jiwanya.
Bagaimana bisa kita mengharapkan seseorang yangterluka lututnya berlari bersama kita? Bagaimana bisa kitamengajak seseorang yang takut air berenang bersama?
Luka di lututnya dan ketakutan terhadap airlah yangmesti disembuhkan, bukan mencaci mereka karenamereka tidak mau berlari atau berenang bersama kita.
Merekatidak akan bilang bahwa "lutut" mereka luka ataumereka takut air", mereka akan bilang bahwa mereka tidaksuka berlari atau mereka akan bilang berenang itu membosankan dll.
It's a defense mechanism. Itulah cara mereka mempertahankan diri.
Mereka tidak akan bilang: Mereka akan bilang:Aku tidak bisa menari" "Menari itu tidak menarik."Aku membutuhkan kamu" "Tidak ada yang cocok denganku."Aku kesepian" "Teman-temanku sudah lulus semua"Aku butuh diterima" "Aku ini buruk, siapa yang bakal tahandenganku.."Aku ingin didengarkan" "Kisah hidupku membosankan.."
Mereka semua hadiah buat kita, entah bungkusnyabagus atau jelek, entah isinya bagus atau jelek.
Dan jangan tertipu oleh kemasan.
Hanya ketika kita bertemu jiwa-dengan-jiwa, kita tahu hadiah sesungguhnya yang sudah disiapkanNya buat kita.
Berikanlah makna di dlm kehidupan Anda bukan hanyauntuk diri Anda sendiri saja melainkan juga untukmembahagiakan sesama manusia di dlm lingkungan kehidupan Anda.
Berikanlah waktu Anda dgn digabung oleh rasa kasih!
Seorang sahabat sama seperti satu permata yg tak ternilai harganya.Seorang kawan bisa membuat kita ceria, membuat kita terhibur.
Mereka meminjamkan kupingnya kepada kita pada saat kita membutuhkannya.
Mereka bersedia membuka hati maupun perasaannya untukberbagi suka dan duka dgn kita pada saat kita membutuhkannya.
Maka dari itu janganlah buang waktu yg Anda miliki,janganlah sia2 akan waktu yg sedemikian berharganya.
Bagikanlah sebagian dari waktu yg Anda miliki untuk seorang kawan.
Pasti waktu yg Anda berikan tsb akan berbalik kembali seperti juga satu lingkaran walaupun terkadang kita tidak tahu dari mana dan dari siapa datangnya.
Mulailah kita awali dgn membagikan waktu kitasejenak dgn menforward artikel ini kepada semua kawan atausahabat yg membutuhkannya.
Dengan ucapan I care about you!
Read More..

Jilbab Hati

Ada seorang wanita yang dikenal taat beribadah. Ia kadang menjalankan ibadah sunnah. Hanya satu kekurangannya. Ia tak mau berjilbab. Menutup auratnya. Setiap kali ditanya ia hanya tersenyum dan menjawab, "Insyaallah. Yang penting hati dulu yang berjilbab." Sudah banyak orang yang menanyakannya maupun menasehatinya. Tapi jawabannya tetap sama.

Hingga di suatu malam...

Ia bermimpi sedang di sebuah taman yang sangat indah. Rumputnya sangat hijau, berbagai macam bunga bermekaran. Ia bahkan bisa merasakan segarnya udara dan wanginya bunga. Sebuah sungai yang sangat jernih hingga dasarnya kelihatan, melintas di pinngir taman. Semilir angin pun ia rasakan di sela-sela jarinya. Ia tidak sendiri. Ada beberapa wanita disitu yang terlihat jjuga menikmati keindahan taman. Ia pun menghampiri salah satu wanita. Wajahnya sangat bersih, seakan-akan memancarkan cahaya yang sangat lembut.

"Assalamualaikum, saudariku.."

"Wa alaikumsalam.. Selamat datang, saudariku."

"Terima kasih. Apakah ini surga?"

Wanita itu tersenyum.
"Tentu saja bukan, saudariku. ini hanyalah tempat menunggu sebelum ke surga."

"Benarkah? Tak bisa kubayangkan seperti apa indahnya surga jika tempat menunggunya saja sudah seindah ini."

Wanita itu tersenyum lagi.
"Amalan apa yang bisa membuatmu kemari, saudariku?"

"Aku selalu menjaga waktu sholat dan aku menambahnya dengan ibadah sunnah."

"Alhamdulillah.."

Tiba-tiba jauh di ujung taman ia melihat sebuah pintu yang sangat indah. Pintu itu terbuka. Dan ia melihat beberapa wanita yang berada di taman mulai memasukinya satu persatu.

"Ayo, kita ikuti mereka." kata wanita itu sambil setengah berlari.

"Apa di balik pintu itu?" katanya sambil mengikuti wanita itu.

"Tentu saja surga, saudariku" larinya semakin cepat.

"Tunggu...tunggu aku.." ia berlari namun tetap tertinggal.

Wanita itu hanya setengah berlari sambil tersenyum padanya. Ia tetap tak mampu mengejarnya meski ia sudah berlari. Ia lalu berteriak, " Amalan apa yang telah kau lakukan hingga kau begitu ringan?"

"Sama denganmu, saudariku." jawab wanita itu sambil tersenyum.

Wanita itu telah mencapai pintu. Sebelah kakinya telah melewati pintu. Sebelum wanita itu melewati pintu sepenuhnya, ia berteriak pada wanita itu, "Amalan apalagi yang kau lakukan yang tidak kulakukan?"

Wanita itu menatapnya dan tersenyum. Lalu berkata, "Apakah kau tak memperhatikan dirimu apa yang membedakan dengan diriku?"

Ia sudah kehabisan napas, tak mampu lagi menjawab.

"Apakah kau mengira Rabbmu akan mengijinkanmu masuk ke surgaNya tanpa jilbab menutup auratmu?"

Tubuh wanita itu telah melewati pintu, tapi tiba-tiba kepalanya mengintip keluar, memandangnya dan berkata, "Sungguh sangat disayangkan amalanmu tak mampu membuatmu mengikutiku memasuki surga ini. Maka kau tak akan pernah mendapatkan surga ini untuk dirimu. Cukuplah surga hanya sampai di hatimu karena niatmu adalah menghijabi hati."

Ia tertegun..lalu terbangun..beristighfar lalu mengambil air wudhu. Ia tunaikan sholat malam. Menangis dan menyesali perkataannya dulu..berjanji pada Allah sejak saat itu ia akan menutup auratnya.
Read More..

Be a Fight Muslimah

>> Dalam kamus bahasa Indonesia, tangguh memiliki beberapa arti, yaitu:
@Sukar dikalahkan (kuat)
@Tidak lemah (pendirian)
@Kukuh
@Tabah dan tahan

=> Kekuatan seorang muslimah adalah selalu tampil fresh dan gag mudah sakit!!
Implikasinya yaitu harus rajin menjaga kesehatan..

=> Kekuatan seorang muslimah adalah kuat pada kemauan..
Muslimah memiliki sejuta obsesi dan mimpi juga sejuta kerja (bukan cuma mimpi doank!) yang bersandar pada kebaikan dan mencari cara untuk mewujudkannya..

=> Muslimah yg tangguh adalah muslimah yg ulet.. Ia adlah sosok yg tahan banting, tabah dan tahan menderita,,

=> Muslimah yg ulet adalah tidak mudah putus asa. Kemauannya keras untuk mewujudkan tujuan dan cita2nya.. Kalo diibaratkan She has endurance of a marathon runner,, hehehehe :DDD

Kira2 begitulah menjadi muslimah tangguh..
nggak gampang emang,, Inspirasi dari para sahabiyah hrs terus kita gali sebab mereka adalah contoh2 muslimah tangguh dengan berbagai peran..
Read More..

Kamis, 19 November 2009

Kiamat 2012??

Benarlah Ahmad Thomson ketika di dalam bukunya yang berjudul Dajjal – The AntiChrist mengatakan bahwa dunia yang sedang kita jalani dewasa ini –terutama sejak hampir satu abad yang lalu- telah menjadi sebuah Sistem Dajjal. Peradaban dunia semenjak raibnya sistem Islam yang bernama Khilafah Islamiyyah telah perlahan namun pasti mengarah dan membentuk diri menjadi sebuah peradaban yang sarat dengan Dajjalic Values. Kian hari kian nyata bahwa nilai-nilai Ilahi yang suci dan mulia secara sistematis mengalami marginalisasi alias penghapusan.



Sedemikian hegemoniknya sistem Dajjal sehingga menurut Ahmad Thomson bilamana dalam waktu dekat si oknum Dajjal muncul ke tengah umat manusia, maka ia akan segera dinobatkan menjadi pemimpin sistem tersebut. Sebab sistem yang dibangun dengan sebutan Novus Ordo Seclorum (the New World Order) ini sangat compatible dengan karakteristik oknum Dajjal. Berbagai lini kehidupan telah dirancang dan dibentuk agar cocok dengan the arrival of the AntiChrist (kedatangan Dajjal). Segenap lini kehidupan manusia yang mencakup ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, militer, pertahanan-keamanan, pendidikan dan hukum dijauhkan dari dienullah alias nilai-nilai Islam. Bahkan aspek entertainment-pun diarahkan untuk menyambut kedatangan Dajjal.



Oleh karenanya saudaraku, waspadailah berbagai filem yang dewasa ini menjadi primadona bentuk hiburan di abad modern. Salah satunya ialah filem box office yang dewasa ini sedang menyedot perhatian sebagian besar penduduk planet bumi, yaitu filem berjudul 2012. Apa sesungguhnya masalah filem ini?



Pertama, filem ini ingin mengkondisikan umat manusia untuk meyakini bahwa the end of time atau apocolypse atau –katakanlah- hari Kiamat bakal terjadi pada tanggal tertentu yang sudah bisa diprediksi, yaitu tanggal 21 desember tahun 2012. Ini merupakan suatu ramalan yang sangat berbahaya dari sudut pandang aqidah Islam. Mengapa? Karena Islam mengajarkan setiap kita untuk menyadari bahwa hanya Allah saja yang tahu kapan persisnya hari Kiamat bakal terjadi. Bahkan Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam juga tidak tahu kapan persisnya hari Kiamat.

Wallahu'alam Bish Showwab
Read More..

Bicaralah Dengan Hati

Tak ada musuh yang tak dapat ditaklukkan oleh cinta.

Tak ada penyakit yang tak dapat disembuhkan oleh kasih sayang.
Tak ada permusuhan yang tak dapat dimaafkan oleh ketulusan.
Tak ada kesulitan yang tak dapat dipecahkan oleh ketekunan.
Tak ada batu keras yang tak dapat dipecahkan oleh kesabaran.

Semua itu haruslah berasal dari hati kita.
Bicaralah dengan bahasa hati, maka akan sampai ke hati pula.

Kesuksesan bukan semata-mata betapa keras otot dan betapa tajam otak kita, namun juga betapa lembut hati kita dalam menjalani segala sesuatunya.

Kita tak kan dapat menghentikan tangis seorang bayi hanya dengan
merengkuhnya dalam lengan yang kuat. Atau, membujuknya dengan berbagai
gula-gula dan kata-kata manis. Kita harus mendekapnya hingga ia merasakan detak jantung yang tenang jauh di dalam dada kita.

Mulailah dengan melembutkan hati sebelum memberikannya pada keberhasilan kita.


Dari komunikasi hati...akan sampai kehati pula..
Read More..

Sedekah Yuukk??^__^

Seorang muslim senantiasa khawatir akan nasibnya kelak di hari Kiamat atau hari Berbangkit. Sebab ia faham bahwa pada hari itu umat manusia bakal dibangkitkan dan dikumpulkan di Padang Mahsyar sedangkan matahari berada sangat dekat dari kepala setiap orang. Maka ketika itu setiap orang sangat ingin agar dirinya bisa bernaung di bawah suatu tempat bernaung agar dapat terhindar dari panasnya sengatan matahari.



Alhamdulillah, Nabi Muhammad memberitahu kepada kita ummatnya, ilmu mengenai apa saja perbuatan yang bila dikerjakan selagi hidup di dunia yang fana ini, dapat menyebabkan hadirnya naungan di hari Kiamat. Oleh sebab itu seorang muslim-mukmin yang cerdas pasti bersemangat mencari tahu perbuatan apakah gerangan itu. Seorang muslim cerdas sangat peduli dengan apa-apa yang memastikan dirinya selamat dan sukses dalam kehidupan di alam abadi akhirat, sesudah ia meninggalkan dunia fana. Bahkan lebih jauh daripada itu, seorang mukmin pasti berusaha sekuat tenaga mengamalkan ilmu tersebut agar janji yang ada bersamanya menjadi kenyataan kelak di hari tidak ada naungan kecuali naungan yang datang dengan izin dan ridho Allah. Itulah sebabnya seorang muslim tidak akan pernah puas mendalami sekedar ilmu yang sebatas demi kepentingannya hidup di dunia fana ini. Ia pasti akan getol memperluas wawasan ilmunya hingga mencakup perkara sesudah kematiannya. Demikianlah permohonannya kepada Allah:



اللَّهُمَّ لَا تَجْعَلْ الدُّنْيَا أَكْبَرَ هَمِّنَا وَلَا مَبْلَغَ عِلْمِنَا




”Ya Allah, janganlah Engkau jadikan dunia pusat perhatianku dan batas pengetahuanku.” (HR Tirmidzi)

Seorang beriman sangat faham bahwa bila ia hanya memiliki pengetahuan yang bermanfaat sebatas untuk kepentingan dan kemaslahatan hidupnya di dunia belaka, maka itu tidaklah terlalu startegis. Maka iapun mencari tahu apa saja pengetahuan yang menyebabkan dirinya mengerti hal-hal yang bakal dialaminya setelah kehidupannya di dunia. Dan semua ilmu tersebut hanya mungkin ia dapatkan berdasarkan informasi dari Allah dan RasulNya semata. Sebab semua ilmu yang melewati batas dunia termasuk ilmu mengenai hal-hal yang ghaib. Dan itu tidak bisa diketahui kecuali bila datang dari Allah Yang Maha Tahu perkara ghaib maupun nyata. Bahkan Nabi Muhammad tidak akan bisa menjelaskannya kecuali karena beliau sendiri telah diberitahu Allah.



Di antara keterangan Rasulullah ialah hadits yang menyatakan bahwa naungan orang beriman di hari Kiamat sangat terkait dengan kebiasaannya mengeluarkan sedekah sewaktu hidupnya di dunia. Ketika di padang Mahsyar setiap orang menunggu giliran dirinya diadili serta timbangan kebaikan dan keburukannya diperhitungkan, maka semua orang bakal merasakan panasnya matahari di atas kepala masing-masing. Namun orang-orang yang bersedekah bakal memperoleh naungan dari matahari karena sedekahnya itu hingga hukuman alias vonis ditetapkan di antara manusia.



سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول :

كُلُّ امْرِئٍ فِي ظلِّ صَدَقَتِهِ حَتَّى يُفْصَلَ بَيْنَ النَاسِ ، أو قال :

حَتَّى يُحْكَمَ بَيْنَ النَّاسِ قال يزيد :

فَكَانَ أَبُو الخَيْرِ لَا يُخْطِئُهُ يَومٌ إلَّا تَصَدَّقَ مِنْهُ بِشَيْءٍ ،

أَوْ كَعْكَةً أَوْ بَصَلَةً أوْ كَذا

“Setiap orang berada di bawah naungan sedekahnya (pada hari Kiamat) hingga diputuskan di antara manusia atau ia berkata: “Ditetapkan hukuman di antara manusia.” Yazid berkata: ”Abul Khair tidak pernah melewati satu haripun melainkan ia bersedekah padanya dengan sesuatu, walaupun hanya sepotong kueh atau bawang merah atau seperti ini.” (HR Al-Baihaqi – Al-Hakim – Ibnu Khuzaimah)



Dalam hadits riwayat Imam Ahmad Nabi Muhammad dengan jelas dan tegas menyatakan sebagai berikut:

عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ ظِلُّ الْمُؤْمِنِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ صَدَقَتُهُ

Bersabda Rasulullah saw: “Naungan orang beriman di hari Kiamat adalah sedekahnya.” (HR Ahmad)



Saudaraku, marilah kita rajin bersedekah agar memperoleh naungan di hari tidak ada naungan kecuali naungan Allah. Sungguh beruntung orang beriman yang melazimkan dirinya setiap hari mengeluarkan sedekah sebagai bentuk investasi cerdas untuk melindungi dirinya di hari yang sungguh sangat menyulitkan dan menakutkan kebanyakan manusia. Seperti yang dikatakan oleh periwayat hadits di atas yakni Yazid: ”Abul Khair tidak pernah melewati satu haripun melainkan ia bersedekah padanya dengan sesuatu, walaupun hanya sepotong kueh atau bawang merah atau seperti ini.”


Dan ketahuilah saudaraku, jangan pernah memandang remeh pemberian yang engkau keluarkan. Sebab bukan banyaknya sedekah yang menyebabkan naungan di hari Kiamat. Melainkan keikhlasan kitalah yang menyebabkannya. Sehingga dalam hadits lainnya Nabi bahkan bersabda sebagai berikut:



قَالَ لِيَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا تَحْقِرَنَّ

مِنْ الْمَعْرُوفِ شَيْئًا وَلَوْ أَنْ تَلْقَى أَخَاكَ بِوَجْهٍ طَلْقٍ



“Janganlah kamu meremehkan sedikitpun perbuatan ma’ruf, sekalipun kamu sekedar menemui saudaramu dengan wajah berseri.” (HR Muslim)






يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّ الْمِسْكِينَ لَيَقُومُ عَلَى بَابِي فَمَا أَجِدُ لَهُ شَيْئًا

أُعْطِيهِ إِيَّاهُ فَقَالَ لَهَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنْ لَمْ تَجِدِي شَيْئًا

تُعْطِينَهُ إِيَّاهُ إِلَّا ظِلْفًا مُحْرَقًا فَادْفَعِيهِ إِلَيْهِ فِي يَدِهِ





“Ya Rasulullah, semoga Allah memberikan rahmat kepadamu. Sesungguhnya seorang miskin berdiri di depan pintu rumahku, maka aku tidak menemukan sesuatu yang bisa aku berikan kepadanya.” Maka Rasulullah saw bersabda kepadanya: ”Jika kamu tidak menemukan sesuatu yang bisa kamu berikan kepadanya selain kuku binatang yang dibakar, maka serahkanlah kepadanya di tangannya.” (HR Tirmidzi)



اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ وَالْجُبْنِ وَالْبُخْلِ



“Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepadaMu dari kelemahan dan kemalasan serta sikap pengecut dan kebakhilan.” (HR Muslim)
Read More..

di balik Kesendirianku...

Ada waktu dimana manusia merasa nyaman dalam kesendirian, terpekur dalam penatnya ujian yang selalu hadir dalam detik hidupnya. baginya air mata adalah teman setia, sunyi adalah selimut dalam kedinginan hati, detak jarum jam ibarat melodi yang menambah sendunya jiwa.


Padahal tanpa disadari, dalam kesendirian itu ada banyak tangan yang terangkat untuknya, dalam kesunyian itu ada banyak kata yang terucap lewat keikhlasan lisan para saudaranya. dalam detak jarum jam itu tersimpan rindu dalam rabithoh panjang di penghujung malam.


Ketahuilah... sejatinya kau tak pernah sendiri... adalah Dia yang setia berada dalam setiap detik harimu... dan ada saudaramu yang dengan ikhlas berdoa untuk kebaikanmu.... sedang kau tiada menyadari... karena kau merasa asyik dalam kesendirian yang justru membawamu jauh dari kesejukan iman dan dekat pada gersangnya kekufuran...


Percayalah, ukhuwah itu indah meski ia berhias airmata....
Read More..

Sabtu, 14 November 2009

The Winner or The Looser?

Kira-kira pilih yang mana nih sob?? “the winner atau the looser?”,, mungkin dari kedua kata itu menjadi banyak pertanyaan yang musti kita kaji lebih lanjut deh.. sebenernya apa sih maksud kata “winner” atau “Looser”.. kalo secara bahasa sih bisa diartikan “pemenang” atau “pecundang”.. wah wah kalo misal disuruh milih nih ya, pasti pada milih PEMENANG donk?? Masa sih mau”nya pilih jadi PECUNDANG?idihh.. ga lah yaw.. tapii,, kenapa sih pada pengen jadi “The Winner”???!!,,
The winner alias pemenang bukan berarti hanya dalam konteks tertentu loh, misalkan dalam lomba-lomba, atau kompetisi yang sering diadakan melainkan bisa ke hal-hal lain juga. Misal nih dalam hidup kita, hah?? Ga salah? Emang apa yang musti dimenangin sih? Hmmm.. jangan salah loh, justru perlombaan yang paling bergengsi di sisi Allah tuh dari hidup kita. Gimana proses dan kematangan kita dalam menjalani hidup inilah yang menjadi poin penting penilaian kita. Makanya kita kita nih juga musti inget apa tujuan hidup kita yaitu untuk beribadah dan hanya mengharapkan ridho Allah. Caranya??? Yah lomba donk dalam kebaikan salah satunya..
Masih pada inget ga nih ama firman Allah tentang hal itu? Nih catet ya, jangan lupa di kotaki n pake warna tebel??(hehe.. Peace! V).. Allah berfirman dalam QS. Al-Baqarah : 148 (yang artinya) : “Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri-sendiri) yang ia menghadap kepada-Nya. Maka berlomba-lombalah kamu (dalam berbuat) kebaikan. Dimana saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu”. Nah tuh, udah jelas belum? ! dimanapun kita berada, Allah Maha Mengetahuinya. Makanya jangan sekali-kali berbohong kepada Allah dan juga sesame..
Trus gimane donk biar bisa jadi The Winner?! Apa Cuma berlomba-lomba dalam kebaikan aja?? Ya gak lah,, mungkin ada hal positif lainnya yang bisa kita lakukan. Tapi jangan salah ya,, berlomba-lomba dalam kebaikan selain wajib kita lakukan juga harus kita kaji lebih dalam lagi makna yang terkandung di dalemnya. Misalnya nih kalo kita pengen banget jadi The Winner Sejati, hal yang sangat penting untuk step pertama adalah melandaskan pikiran kita terhadap segala sesuatu yang mengandung kebaikan, baik untuk diri sendiri maupun orang lain. Secara otomatis kita pasti terbiasa dengan pemikiran dan akhlak yang syar’i. nah kalo udah gitu kan jadi pinter memanage segala sesuatu yang akan kita lakukan. Hehe.. mudeng kan maksud ana?!?
Hmm.. tapi… gimana bisa membangun pemikran seperti itu ya? Ok deh, tenang aja pasti ana kasih tips dah, (minimal Rp 100.000,00 yah?)hehe.. emang abis ngangkutin apa sih eneng?? Kuli kali y?he.. sebelum ana kasih tau tipsnya, mending antum sekalian tau deh gimana sih ciri-ciri “The Winner?”,,
Ciri yang pertama berfikir positif, optimis, dan tidak takut celaan orang yang suka mencela. Allah berfirman : “Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa diantara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan mereka pun mencintai Allah, yang bersikap lemah lembut pada orang mukmin, yang bersikap keras pada orang kafir, yang berjihad di jalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah diberikanNya kepada siapa yang dikehendakiNya dan Allah Maha luas pemberianNya, lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al Maidah : 54).
Yang kedua nih, berfikir besar.. hmm,, orang besar lahir dari cita-cita, mimpi mimpi, dan harapan harapan besar loh!!. Terkadang cita-citanya dianggap konyol oleh lingkungannya saat itu juga. Masih inget kan ama teorinya Copernicus?? Yup, bumi itu bulat, sebab perputarannya berporos pada matahari. Bukannya bangga, eh penduduk di lingkungannya malah nyaris mau gebukin loh saking ga percayanya mereka terhadap teori itu,. Begitu konyol.. (ups! Jangan salah, itu kan dulu.. tapi sekarang?? Berkat teorinya Copernicus dianggep ilmuwan hebat!).. ingat!! Ga ada yang ga munkin di dunia ini, yakin deh kita bisa memBUAT sesuatu yang HEBAT n BESAR!!
Ketiga, Berani gagal dan berani salah.. asal kalian tahu, jusrtu para pemenang banyak melakukan kesalahan daripada pecundang. Itu sebabnya mereka sukses, soalnya nih mereka banyak belajar dari kesalahan yang mereka lakuin n berusaha untuk memperbaikinya. Jadi masihkah kalian takuttt??!!!
Keempat, Tahan Banting.. (eits,, bukan gallon atau ember anti pecah lho!! Hehe..). tahan banting disini hampir sama dengan sabar.. sabar dalam menghadapi apapun. Termasuk, semakin tinngi kesuksesan maka semakin kompleks pula cobaan n rintangan yang akan dihadapi, nah loh kalo ga tahan banting,, mana bisa jadi orang BESAR?? (besar badan iya?hhe..)
Yang terakhir nih, Tidak meremehkan orang lain. Laa tahtaqir man duunaka fa likulli syai’in maziyyah. Artinya janganlah kalian merendahkan orang yang berada di bawahmu, karena pada segala sesuatu terdapat keistimewaan.
Hmm.. kira-kira nih,, kalian termasuk ciri yang mana??? Kalo misal ada salah satu ciri di atas pada diri kalian, gali terus yah!! Jangan takut untuk berkarya.. tapi kalo ga ada sama sekali gimana donk??(yah.. kelaut aja sono!! Hehe..) tenang.. ada tips-tips nih buat kalian. 1. Kenali potensi diri dan temukan, 2. Berjamaah dalam ide, amal, dan seluruh aspek hidup, 3. Lakukan sesuatu dengan Kreativitas(Kreatif donk!!hehe..) n 4. Menerima kritik dengan lapang dada. Jangan lupa untuk “BERSIHKAN NIAT n ucapkan BISMILLAH”. OKE??? Selamat mencoba!! Tar kalo udah sukses jangan lupain ana ya??(hehe.. numpang promosi nih.. ) wallahu ‘alam..
Read More..

Kamis, 12 November 2009

Sukses Yang Terkucilkan

Kehidupan manusia dikelilingi oleh dinamika kehidupan yang beraneka ragam bentuknya. Hidup manusia senantiasa diselimuti oleh bermacam-macam pengaruh, baik pengaruh positif maupun pengaruh negatif. Pengaruh positif berkaitan erat dengan apa yang disebut dengan “petunjuk”. Sedangkan pengaruh negatif berhubungan erat dengan “godaan”. Kedua jenis pengaruh ini tidak hanya menghinggapi satu atau dua orang tetapi ke semua orang.

Dalam sebuah hadis Nabi dikatakan bahwa kemiskinan itu dekat dengan kekufuran. Bunyi hadis tersebut nampaknya logis yaitu tatkala hidup seseorang berada dalam level miskin atau serba kekurangan maka ketahanan jiwanya akan rapuh dalam menghadapi cobaan hidup. Disini dibutuhkan sebuah prinsip yang kuat dengan menggigitkan gigi-gigi gerahamnya pada norma-norma agama. Dengan demikian maka prinsip tersebut akan mampu menangkis segala bentuk godaan.

Tentunya tidak sedikit juga manusia yang tetap tegar dan mampu berpegang pada prisip kebenaran. Mereka tidak rapuh walau diterjang badai. Mereka tidak gentar menghadapi cobaan hidup walaupun mereka dalam kondisi serba kekurangan. Mereka tetap menghiasi dunia dengan cahaya dzikir kepada Sang Pencipta. Mereka senantiasa meramaikan dunia dengan amalan-amalan ibadahnya kepada Sang Khalik. Bagi mereka kemiskinan hanya merupakan bagian dari liku kehidupan. Kemiskinan akan berubah menjadi kaya ketika hati manusia tidak mempermasalahkannya. Kemiskinan bisa berubah menjadi kesuksesan hidup. Semua ini tergantung kepada kemauan dan kemampuan manusia dalam merubahnya.

Amalan agama sering dijadikan tumpuan oleh kebanyakan orang untuk mencapai kesuksesan hidupnya. Amalan agama sering mereka gunakan sebagai andalan untuk mendapatkan tujuan hidup sukses. Mereka percaya bahwa kekuatan dari Tuhan adalah segala-galanya. Konsep sukses yang demikian yang akan mengantarkan hidup mereka bahagia.

Konsep sukses bahagia yang datang atas ridlo dari Tuhannya juga yang akan membimbing mereka menjadi orang yang idealis, memiliki prinsip hidup, dan rendah hati (tawadu’). Tidak heran apabila kita sering menjumpai orang-orang sukses tetapi mereka tetap menunjukkan sikap-sikap ramah, familier, rendah hati, bijaksana, dermawan, dan menyejukkan hati.

Tipe orang sukses sebagaimana yang disebutkan diatas mencerminkan bahwa apa yang telah diraihnya adalah merupakan pemberian dari Tuhan serta luasnya wawasan ilmu yang mereka miliki. Benar, mereka adalah orang-orang yang berilmu. Semakin banyak ilmu yang dimiliki seseorang maka akan semakin jauh mereka dari kesombongan. Orang yang sombong adalah orang yang sedikit ilmu.

Perjalanan hidup orang yang sukses tidak akan lepas dari berbagai cobaan dan godaan. Suatu saat Tuhan akan menguji kesuksesannya dengan godaan. Apabila mereka kuat mengatasi godaan-godaan yang dihadapinya maka mereka akan menjadi manusia yang sukses mulia. Tapi sebaliknya, apabila mereka rapuh pertahanan keimanannya maka konsekuensinya mereka akan menjadi orang sukses yang hina.

Orang yang sukses mulia akan semakin langgeng karena keberadaannya lebih banyak memberi manfaat bagi orang lain dan keluarganya. Kesuksesannya akan mudah dinikmati dan dilanjutkan oleh anak cucunya. Hal ini disinyalir oleh sabda Nabi yang berbunyi, “Sebaik-baik manusia adalah mereka yang lebih bermanfaat bagi orang lain, sejelek-jelek manusia adalah yang keberadaannya didunia seperti tidak ada. (HR. Bukhori)”.

Manifestasi dari orang-orang yang sukses mulia adalah adanya support dan doa dari banyak orang agar mereka senantiasa eksis. Orang yang sukses mulia memperoleh apa yang diinginkannya tanpa merugikan pihak lain. Orang yang sukses mulia mencari apa yang diinginkannya melalui koridor agama yang tepat. Sebagai imbasnya mereka akan merasakan hidup nyaman, makan enak, dan tidur nyenyak, lantaran segala yang telah didapatkannya mendapat rekomendasi dari Tuhan. Manakala apa yang telah didapatkannya tadi yang berupa harta, rejeki, atau ilmu dinikmati oleh anak istri maka akan mengandung berkah dari Tuhan. Dan darah yang mengalir di dalam tubuh anak dan isterinya adalah darah yang penuh berkah. Hal ini sekaligus juga merupakan cerminan perjuangan dan bentuk kasih sayang yang sempurna kepada keluarga.

Di sisi lain, tidak bisa disangkal, betapa berat pilihan yang dihadapi oleh seseorang tatkala dia dihadapkan pada sebuah iming-iming yang begitu menggiurkan. Bisa dibayangkan betapa bergolaknya hati seseorang ketika idealisme yang dimiliki selama ini dirayu oleh gemerlapnya uang. Sulit dibayangkan seandainya saya dan Anda dihadapkan pada sebuah kesempatan yang begitu terbuka untuk mendapatkan tamsil (tambahan penghasilan) dengan cara mudah tapi tidak halal.

Antara keinginan untuk memanfaatkan situasi dengan bisikan kesucian hati akan bertempur dengan sengit. Apabila bisikan setan yang menang maka yang terjadi mereka akan tergelincir ke dalam jurang kenistaan. Makna hidup yang sesungguhnya akan sirna. Mereka akan jauh dari cahaya kehidupan yang dirahmati oleh Tuhan. Mereka akan terperangkap ke dalam keadaan yang sangat mengerikan.

Berkaitan dengan kondisi yang seperti tersebut di atas, Nabi Muhammad Saw telah memperingatkan kepada kita sebagai bentuk kecintaannya kepada kita, melalui sabdanya : “Ada dua dosa yang Allah Swt tidak akan menangguhkan azabnya di dunia, yaitu durhaka kepada kedua orang tua dan berbuat dzolim kepada sesama. (HR. Bukhori – Muslim).

Apabila kita cermati hadis diatas maka ada satu sisi yang begitu mengerikan yang perlu kita hindari yaitu bahwa apabila seseorang melakukan dua hal sebagaimana yang disebutkan diatas maka azab Allah akan dibayarkan tunai di dunia. Mengambil sesuatu yang bukan haknya adalah merupakan bentuk kedzoliman terhadap sesama. Sebagai konsukuensinya maka azab dari Allah segera ditimpakan kepadanya atau keluarganya. Musibah akan segera datang silih berganti, baik yang menimpa dirinya maupun anggota keluarganya.

Untuk mengantisipasi hal itu dibutuhkan sebuah ketahanan iman yang kokoh, sebuah kecerdasan spiritual yang sempurna, dan sebuah kesadaran jiwa yang luar biasa. Dukungan moral dari keluarga sangat diperlukan untuk memperkokoh benteng keimanan. Peran istri sangat besar dalam mengarahkan suami dalam menentukan pilihan. Istri yang baik akan cenderung mengarahkan suami ke hal-hal yang baik. Istri yang baik akan berperan penting dalam penegakan keluarga dan bahkan kondisi negara yang baik. Almar’atu ‘imadul bilad, idza sholuhat sholatul bilad (Wanita adalah pilar negara, apabila wanitanya baik maka baiklah negara, apabila wanitanya jelek maka akan jelek pula suatu negara).

Kondisi di lapangan memang tidak sesederhana teori saja. Siapapun akan merasa berat ketika harus berhadapan dengan situasi yang penuh dengan pilihan. Terlebih jika kebobrokan itu sudah berada dalam sebuah sistem. Seandainya tidak ikut ambil bagian dalam memanfaatkan kesempatan yang ada maka akan dikucilkan. Sebaliknya bila turut serta dalam lingkaran setan maka hukuman dari Allah segera menimpanya langsung di dunia.

Langkah terbaik yang perlu diambil ketika seseorang berada dalam lingkaran setan adalah menanamkan sebuah prinsip yang kuat pada dirinya. Sebuah prinsip yang bijaksana dalam menentukan pilihan, lebih baik dikucilkan oleh manusia daripada dikucilkan oleh Tuhan. Orang baik akan dikucilkan oleh sistem yang jelek. Orang jelek akan dikucilkan oleh sistem yang baik. Itulah dinamika kehidupan. Sebagai manusia yang penting adalah bagaimana berbuat baik kepada sesama manusia dan kepada Tuhannya. Semoga Tuhan selalu menunjukkan jalan yang terbaik kepada kita. Amin.
Read More..

Selasa, 03 November 2009

Hati-hati dari Teman yang buruk!

Dalam sebuah hadits yang shahih disebutkan:

مَثَلُ الْـجَلِيْسِ الصَّالـِحِ وَالسُّوْءِ كَحَامِلِ الْمِسْكِ وَنَافِخِ الْكِيْرِ. فَحَامِلُ الْـمِسْكِ إِمَّا أَنْ يَحْذِيَكَ وَإِمَّا أَنْ تَبْتَاعَ مِنْهُ، وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ مِنْهُ رِيْحًا طَيِّبَةً، وَنَافِخُ الْكِيْرِ إِمَّا أَنْ يُحْرِقَ ثِيَابَكَ وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ رِيْحًا خَبِيْثَةً


“Permisalan teman duduk yang baik dan teman duduk yang jelek seperti penjual minyak wangi dan pandai besi. (Duduk dengan) penjual minyak wangi bisa jadi ia akan memberimu minyak wanginya, bisa jadi engkau membeli darinya dan bisa jadi engkau akan dapati darinya aroma yang wangi. Sementara (duduk dengan) pandai besi, bisa jadi ia akan membakar pakaianmu dan bisa jadi engkau dapati darinya bau yang tak sedap.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menerangkan bahwa teman dapat memberikan pengaruh negatif ataupun positif sesuai dengan kebaikan atau kejelekannya. Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menyerupakan teman bergaul atau teman duduk yang baik dengan penjual minyak wangi.

Bila duduk dengan penjual minyak wangi, engkau akan dapati satu dari tiga perkara sebagaimana tersebut dalam hadits. Paling minimnya engkau dapati darinya bau yang harum yang akan memberi pengaruh pada jiwamu, tubuh dan pakaianmu. Sementara kawan yang jelek diserupakan dengan duduk di dekat pandai besi. Bisa jadi beterbangan percikan apinya hingga membakar pakaianmu, atau paling tidak engkau mencium bau tak sedap darinya yang akan mengenai tubuh dan pakaianmu.

Dengan demikian jelaslah, teman pasti akan memberi <"-- more -->pengaruh kepada seseorang. Dengarkanlah berita dari Al-Qur`an yang mulia tentang penyesalan orang zalim pada hari kiamat nanti karena dulunya ketika di dunia berteman dengan orang yang sesat dan menyimpang, hingga ia terpengaruh ikut sesat dan menyimpang.

وَيَوْمَ يَعَضُّ الظَّالِمُ عَلَى يَدَيْهِ يَقُولُ يَالَيْتَنِي اتَّخَذْتُ مَعَ الرَّسُولِ سَبِيلاً. يَاوَيْلَتَى لَيْتَنِي لَمْ أَتَّخِذْ فُلَانًا خَلِيلاً. لَقَدْ أَضَلَّنِي عَنِ الذِّكْرِ بَعْدَ إِذْ جَاءَنِي وَكَانَ الشَّيْطَانُ لِلْإِنْسَانِ خَذُولًا

“Dan ingatlah hari ketika itu orang yang zalim menggigit dua tangannya, seraya berkata, ‘Aduhai kiranya dulu aku mengambil jalan bersama-sama Rasul. Kecelakaan besarlah bagiku, andai kiranya dulu aku tidak menjadikan si Fulan itu teman akrabku. Sungguh ia telah menyesatkan aku dari Al-Qur`an ketika Al-Qur`an itu telah datang kepadaku.’ Dan adalah setan itu tidak mau menolong manusia.” (Al-Furqan: 27-29)

‘Adi bin Zaid, seorang penyair Arab, berkata:

عَنِ الْـمَرْءِ لاَ تَسْأَلْ وَسَلْ عَنْ قَرِيْنِهِ فَكُلُّ قَرِيْنٍ بِالْـمُقَارَنِ يَقْتَدِي
إِذَا كُنْتَ فِي قَوْمٍ فَصَاحِبْ خِيَارَهُمْ وَلاَ تُصَاحِبِ الْأَرْدَى فَتَرْدَى مَعَ الرَّدِي

Tidak perlu engkau bertanya tentang (siapa) seseorang itu, namun tanyalah siapa temannya
Karena setiap teman meniru temannya
Bila engkau berada pada suatu kaum maka bertemanlah dengan orang yang terbaik dari mereka
Dan janganlah engkau berteman dengan orang yang rendah/hina niscaya engkau akan hina bersama orang yang hina
Karenanya lihat-lihat dan timbang-timbanglah dengan siapa engkau berkawan.

Dampak Teman yang Jelek

Ingatlah, berteman dengan orang yang tidak baik agamanya, akhlak, sifat, dan perilakunya akan memberikan banyak dampak yang jelek. Di antara yang dapat kita sebutkan di sini:

1. Memberikan keraguan pada keyakinan kita yang sudah benar, bahkan dapat memalingkan kita dari kebenaran. Sebagaimana Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

فَأَقْبَلَ بَعْضُهُمْ عَلَى بَعْضٍ يَتَسَاءَلُونَ. قَالَ قَائِلٌ مِنْهُمْ إِنِّي كَانَ لِي قَرِينٌ. يَقُولُ أَئِنَّكَ لَمِنَ الْمُصَدِّقِينَ. أَئِذَا مِتْنَا وَكُنَّا تُرَابًا وَعِظَامًا أَئِنَّا لَمَدِينُونَ. قَالَ هَلْ أَنْتُمْ مُطَّلِعُونَ. فَاطَّلَعَ فَرَآهُ فِي سَوَاءِ الْجَحِيمِ. قَالَ تَاللهِ إِنْ كِدْتَ لَتُرْدِينِ. وَلَوْلاَ نِعْمَةُ رَبِّي لَكُنْتُ مِنَ الْمُحْضَرِينَ

Lalu sebagian mereka (penghuni surga) menghadap sebagian yang lain sambil bercakap-cakap. Berkatalah salah seorang di antara mereka, “Sesungguhnya aku dahulu (di dunia) memiliki seorang teman. Temanku itu pernah berkata, ‘Apakah kamu sungguh-sungguh termasuk orang yang membenarkan hari berbangkit? Apakah bila kita telah meninggal dan kita telah menjadi tanah dan tulang belulang, kita benar-benar akan dibangkitkan untuk diberi pembalasan.” Berkata pulalah ia, “Maukah kalian meninjau temanku itu?” Maka ia meninjaunya, ternyata ia melihat temannya itu di tengah-tengah neraka yang menyala-nyala. Ia pun berucap, “Demi Allah! Sungguh kamu benar-benar hampir mencelakakanku. Jikalau tidak karena nikmat Rabbku pastilah aku termasuk orang-orang yang diseret ke neraka.” (Ash-Shaffat: 50-57)

Dengarkanlah kisah wafatnya Abu Thalib di atas kekafiran karena pengaruh teman yang buruk. Tersebut dalam hadits Al-Musayyab bin Hazn, ia berkata, “Tatkala Abu Thalib menjelang wafatnya, datanglah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau dapati di sisi pamannya ada Abu Jahl bin Hisyam dan Abdullah bin Abi Umayyah ibnil Mughirah. Berkatalah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, ‘Wahai pamanku, ucapkanlah Laa ilaaha illallah, kalimat yang dengannya aku akan membelamu di sisi Allah.’ Namun kata dua teman Abu Thalib kepadanya, ‘Apakah engkau benci dengan agama Abdul Muththalib?’ Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam terus menerus meminta pamannya mengucapkan kalimat tauhid. Namun dua teman Abu Thalib terus pula mengulangi ucapan mereka, hingga pada akhirnya Abu Thalib tetap memilih agama nenek moyangnya dan enggan mengucapkan Laa ilaaha illallah. (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

2. Teman yang jelek akan mengajak orang yang berteman dengannya agar mau melakukan perbuatan yang haram dan mungkar seperti dirinya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman tentang munafikin:

وَدُّوا لَوْ تَكْفُرُونَ كَمَا كَفَرُوا فَتَكُونُونَ سَوَاءً

“Mereka menginginkan andai kalian kafir sebagaimana mereka kafir hingga kalian menjadi sama.” (An-Nisa`: 89)

3. Tabiat manusia, ia akan terpengaruh dengan kebiasaan, akhlak, dan perilaku teman dekatnya. Karenanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

الرَّجُلُ عَلَى دِيْنِ خَلِيْلِهِ، فَلْيَنْظُرْ أَحَدُكُمْ مَنْ يُخَالِلُ

“Seseorang itu menurut agama teman dekat/sahabatnya, maka hendaklah salah seorang dari kalian melihat dengan siapa ia bersahabat1.” (HR. Abu Dawud dan At-Tirmidzi. Dishahihkan Asy-Syaikh Al-Albani dalam Ash-Shahihah no. 927)

4. Melihat teman yang buruk akan mengingatkan kepada maksiat sehingga terlintas maksiat dalam benak seseorang. Padahal sebelumnya ia tidak terpikir tentang maksiat tersebut.

5. Teman yang buruk akan menghubungkanmu dengan orang-orang yang jelek, yang akan memudaratkanmu.

6. Teman yang buruk akan menggampangkan maksiat yang engkau lakukan sehingga maksiat itu menjadi remeh/ringan dalam hatimu dan engkau akan menganggap tidak apa-apa mengurangi-ngurangi dalam ketaatan.

7. Karena berteman dengan orang yang jelek, engkau akan terhalang untuk berteman dengan orang-orang yang baik/shalih sehingga terluputkan kebaikan darimu sesuai dengan jauhnya engkau dari mereka.

8. Duduk bersama teman yang jelek tidaklah lepas dari perbuatan haram dan maksiat seperti ghibah, namimah, dusta, melaknat, dan semisalnya. Bagaimana tidak, sementara majelis orang-orang yang jelek umumnya jauh dari dzikrullah, yang mana hal ini akan menjadi penyesalan dan kerugian bagi pelakunya pada hari kiamat nanti. Sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam:

مَا مِنْ قَوْمٍ يَقُوْمُوْنَ مِنْ مَجْلِسٍ لَمْ يَذْكُرُوا اللهَ تَعَالَى فِيْهِ، إِلاَّ قَامُوْا عَنْ مِثْلِ جِيْفَةِ حِمَارٍ وَكَانَ لَهُمْ حَسْرَةً

“Tidak ada satu kaum pun yang bangkit dari sebuah majelis yang mereka tidak berzikir kepada Allah ta’ala dalam majelis tersebut melainkan mereka bangkit dari semisal bangkai keledai2 dan majelis tersebut akan menjadi penyesalan bagi mereka.” (HR. Abu Dawud. Dishahihkan Asy-Syaikh Al-Albani rahimahullahu dalam Ash-Shahihah no. 77)

Demikian… Semoga ini menjadi peringatan!

(Dinukil secara ringkas dengan perubahan dan tambahan oleh Ummu Ishaq Al-Atsariyah dari kitab Al-Mukhtar lil Hadits fi Syahri Ramadhan, hal. 95-99)

Catatan kaki:

1 Seseorang akan berperilaku seperti kebiasaan temannya dan juga menurut jalan serta perilaku temannya. Maka hendaknya setiap kita merenungkan dan memikirkan dengan siapa kita bersahabat. Siapa yang kita senangi agama dan akhlaknya maka kita jadikan ia sebagai teman, dan yang sebaliknya kita jauhi. Karena yang namanya tabiat akan saling meniru dan persahabatan itu akan berpengaruh baik ataupun buruk. (Tuhfatul Ahwadzi, kitab Az-Zuhd, bab 45)
2 Sama dengan bangkai keledai dalam bau busuk dan kotornya. (‘Aunul Ma’bud, kitab Al-Adab, bab Karahiyah An Yaqumar Rajulu min Majlisihi wala Yadzkurullah)

(Sumber: Majalah Asy Syariah no. 43/IV/1429 H/2008, halaman 91 s.d. 93, judul: Hati-Hati dari Teman yang Buruk!, penulis: Al Ustadzah Ummu Ishaq Al Atsariyyah

Read More..

Senin, 26 Oktober 2009

Who’s your Idol??!

    Ngomong-ngomong soal idola, pasti sobat muslim yang ana cintai ‘n sayangi ini (wuiihh!! Belum apa-apa udah ngomongin cinta??he..) udah ga asing lagi kan?? Apa tuh idola. Mungkin dari judulnya aja udah bertanya-tanya. Lho-lho idolaku siapa?? Hmm.. sebelum ngebahas itu, simak dulu deh ulasan berikut (yang mungkin udah ga asing lagi di telinga kalian.hehe..)^^.
     “Sebuah konser musik rock digelar di sebuah stadion. Penyanyi rocknya bergerak kesana kemari dengan mike di tangan. Tubuhnya basah oleh peluh, sementara ribuan orang penggemarnya melonjak-lonjak dan menari mengikuti suara pekak yang terdengar. Tiba-tiba si penyanyi rock melepas kausnya yang bau keringat, lalu melemparkan pada penonton yang segera berebutan yang seperti lupa daratan. Banyak yang terinjak, tersodok, dan terjatuh tunggang langgang seperti memperebutkan kaus yang bau tersebut. Kaus bersimbah peluh sang idola itu pun semakin kucel, ketika jatuh ke tanah dan terinjak puluhan pasang sepatu”. 
    Alamaaaaakk ... coba kaus yang baru aja kenapa sih???!!he..he.. kalian masa ga’ tau? Kira-kira udah pada pernah liat adegan yang begituan belum? Amboi deh,, kamu mau?? Demi sehelai kaus bau keringat, kamu bersedia desak-desakan n guling-gulingan(kalo perlu,hehe..) saling sikut untuk memperebutkannya? Wah, amit-amit deh!! Kalau si artis kebetulan ngidap penyakit kulit, gatelan, atau panuan. Gimana donk??! Hehe..          Ada lagi nih yang bahkan sampai niru abis-abisan. Dari penampilannya, lagak dan lagunya, makanan kesukaan, bahkan kebisaaannya..(waduh,, ga kreatif banget sih hidupnya, masa’ untuk makanan aja sampe ikut-ikutan??wew..) nah kalo pas yang ditiru yang baik-baik sih ga’ masalah. Lha kalo setelah meniru malah jadi makhluk asing di lingkunganmu gimana??! Kan berabe tuh (bisa-bisa dikira alien loh!! He..)
Tapi gimana ya, orang-orang sekarang (eh jangankan mereka, mungkin temen deket kita juga ) emang lagi demam ama yang begituan tuh? Tapi ya, masa’ mau ngikut yang ga’ bener biar dibilang trendi atau gaul?!? Lho.. apa bukan “KORID” atau KORban IDola tuh namanya?? Idiiih.. pikir-pikir dulu aja deh!!
   Ngomong-ngomong kenapa bisa gitu ya?? Kenapa orang-orang ketika mengagumi seseorang bisa sampai pingsan segala?? Darah rasanya mengalir lebih kencang, jantung deg-degan, dan keringat dingin ngalir deras. (hehe.. kayak mau ujan aja ya?!)idiiih.. bisa-bisa jadi pingsan tuh.. Ok-ok .. sabar dulu, pasti dapet jawaban kog! Tenang aja.. hmm, asal simak terus , dijamin ketagihan!hehe..
    Tentang si IDOLA?? Gini nih, Om John M Echols ‘n Om Hassan Shadily dalam bukunya yag berjudul “An English – Indonesian Dictionary” menyebutkan, kata idol (kata benda) artinya berhala, trus idolarity berarti pemujaan terhadap berhala. Naahhh … trus idolize artinya lebih serem lagi, yaitu memberhalakan. Duh-duh.. gimana donk?? Yang punya idola berarti penyembah berhala?? Tenang-tenang.. belum dibaca habis kan? Makanya geber teruss ya!he..
    Sobat muslim, rasa suka terhadap sesuatu atau seseorang itu suatu hal yang bisaa. So, wajar sekali kalo kamu tiba-tiba merasa klop ketika ketemu si ini dan si itu. Ini sangat berkaitan dengan konsep diri seseorang. Seseorang yang pencarian identitas dirinya masih berproses terus seperti kita yang masih remaja ini, maka kemungkinan untuk mengidolakan orang lain akan semakin besar. Jadi sebenarnya wajar-wajar aja sih punya idola.Tapiii… “Proses pengidolaan” yang ga wajar (alias berlebihan ) itu yang masalah .Kalian tau gak sih “Yang minor dari kebanyakan selebriti???”..
   Yang pertama, kebanyakan dari mereka adalah pengguna Narkotika. Ga percaya?? Nih.. hampir 70% artis Indonesia diyakini pernah mengkonsumsi Narkotika dan obat terlarang berbahaya (Narkoba). Kedua , kebanyakan dari mereka rentan dengan pola seks bebas sehingga resiko terkena virus HIV/AIDS semakin tinggi. Ketiga, kebanyakan dari mereka suka nikah trus cerai (nah loh! Kita kan masih remaja jadi belum saatnya deh dicampurin ideologi semacam itu!!) Aduhhh!!! Cerai emang boleh tapi kan dimurkai Allah!! Hiiiy.. n yang terakhir nih kebanyakan dari mereka tidak religius. Kog bisa?? Pernah denger lagu Imaginenya John Lennon kan? Imagine there’s no heaven.. kataya, ia tidak mempercayai adanya surga. Bahkan ia mengatakan The Beatles lebih besar dari Yesus!! Wah..wah! jadi masih pada mau ngikut mereka??!! Teruss.. gimana donk?
    Hmm.. tenang aja.! Tergantung gimana kita ngelolanya kog.. nah udah pada ngeh kan, tentang proses kita menyukai, mencintai, dan kemudian mengidolakan seseorang . memang sih sangat manusiawi karena selain didorong oleh proses kimiawi n fisiologi dalam tubuh, juga didukung oleh kondisi kejiwaan kita yang selalu mencari sosok berkonsep diri yang ideal. So, karena mencari sesuatu yang ideal itu adalah tugas kita sebagai manusia, maka ada beberapa prinsip kita sebagai remaja muslim yang biar gaul tetep shaleh n shalihah yang kudu dijadikan patokan.
    Selanjutnya menjadikan Rasul sebagai tauladan utama. What?? Ga salah tuh? He..jangan salah ! meneladani Rasul adalah bagian dari keimanan kita lho.. Syahadat kita aja yang merupakan ikrar, janji dan sumpah kepada Allah mengatasnamakan Rasulullah sebagai rasul Allah. Dalam QS. An-Nisa: 80 yang artinya: “Barangsiapa taat kepada rasul maka sungguh dia telah taat kepada Allah, dan barangsiapa berpaling, maka Kami tidak mengutus engkau sebagai penjaga atas mereka”. Jadi kalo ngikutin Rasul itu sama dengan menaati Allah. Kalo ada keraguan kita tentang hal ini, gawatt!! perlu direparasi kali ya keimanannya??!!hehe..
    Nah di QS.Al-Ahzab:21 ditegaskan lagi oleh Allah (yang artinya) :”Sungguh pada diri Rasulullah itu teladan yang baik bagi kamu, bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan hari kemudian dan banyak mengingat Allah”. Trus apa donk hikmahnya mengikuti n meneladani Rasulullah? Di antara hikmahnya adalah hidup kita tenang karena memiliki pegangan dan pedoman yang jelas.
    Lagi pula, meneladani Rasul adalah hal yang paling logis, bisa diterima akal sekaligus hati nurani. Kenapa? Sebab, ketika kita menuju sesuatu yang ideal maka kita harus mencontoh dan meneladani sosok yang ideal juga kan??nah, apa ada manusia lain yang diberi predikat Rasul yang ideal?so pasti ga ada. Karena manusia walaupun bagaimanapun baiknya tetep punya salah dan dosa.sedangkan Rasulullah?? Dosanya yang dulu n kemudian udah diampuni oleh Allah SWT. Wajar kalo kemudian kita ngambil contoh n teladan utama dari Rasul bukan? Jadi, buat kamu-kamu nih yang belum menjadikan Rasul sebagai teladan utama (idola kamu), segera deh diniatkan kembali.OK??!!!? jadi udah pada tau kan siapa idolaku???hehe.. Wallahu’alam. ^__^


Read More..

Jumat, 23 Oktober 2009

Kesetiaan Tiada Tandingan

(Sumber: CyberMQ)

"Demi Allah, tidak ada ganti yang lebih baik dari dia, yang beriman kepadaku saat semua orang ingkar, yang percaya kepadaku ketika semua mendustakan, yang mengorbankan semua hartanya saat semua berusaha mempertahankannya dan darinyalah aku mendapatkan keturunan."

"Demi Allah, tidak ada ganti yang lebih baik dari dia, yang beriman kepadaku saat semua orang ingkar, yang percaya kepadaku ketika semua mendustakan, yang mengorbankan semua hartanya saat semua berusaha mempertahankannya dan darinyalah aku mendapatkan keturunan."

Begitulah Rasulullah SAW menggambarkan kepribadian Siti Khadijjah r.a., istri pertamanya. Seorang isteri sejati, muslimah yang dengan segenap kemampuan diri berkorban demi kejayaan Islam.

Siti Khadijah r.a. berasal dari keturunan terhormat, mempunyai harta kekayaan yang tidak sedikit serta terkenal sebagai wanita yang tegas dan cerdas. Bukan sekali dua kali pemuka kaum Quraisy berusaha untuk mempersunting dirinya. Tetapi pilihannya, justru malah jatuh pada seorang pemuda yang bernama Muhammad, pemuda yang terkenal sebagai seorang yang terpercaya (al-amin), yang tak tergiur oleh kekayaan dan kecantikan Siti Khadijah r.a.

Siti Khadijah r.a. adalah wanita pertama yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. Ia banyak membantu dalam meneguhkan tekad Rasulullah SAW ketika melaksanakan risalah dakwah. Ia senantiasa berusaha meringankan kepedihan hati dan menghilangkan keletihan serta penderitaan yang dialami oleh suaminya, dalam menjalankan tugas dakwah menegakkan kalimat tauhid. Inilah keistimewaan dan keutamaan Khadijah dalam sejarah perjuangan Islam. Beliau adalah sumber kekuatan yang berada di belakang Rasulullah SAW.

Setia Kapanpun

Mari kita singkap kembali peristiwa yang sungguh mendebarkan jantung Rasulullah SAW. Peristiwa itu ialah penerimaan wahyu yang pertama di Gua Hira. Sekembalinya ke rumah, baginda berkata kepada isterinya yang tercinta,”Aku berasa khawatir terhadap diriku.”

Siti Khadijah r.a. berusaha menabahkan hati suami yang ditaatinya dengan berkata, “Wahai kakanda, demi Allah, Tuhan tidak akan mengecewakanmu karena sesungguhnya kakanda adalah orang yang selalu memupuk dan menjaga kekeluargaan serta sanggup memikul tanggungjawab. Dirimu dikenali sebagai penolong kaum yang sengsara, sebagai tuan rumah yang menyenangkan tamu, ringan tangan dalam memberi pertolongan, senantiasa berbicara benar dan setia kepada amanah.”

Apakah ada wanita lain yang dapat menyambut sedemikian baik peristiwa bersejarah yang berlaku di Gua Hira seperti yang dilakukan oleh Khadijah kepada suaminya? Apa yang dikatakan oleh Khadijah kepada suaminya pada saat menghadapi peristiwa besar itu menunjukkan betapa besarnya kepercayaan dan kasih sayang seorang isteri kepada suami. Sedikit pun Khadijah tidak merasa ragu-ragu atau syak di dalam hatinya. Persoalannya, dapatkah kita berlaku demikian?

Siti Khadijah r.a. merupakan wanita kaya dan terkenal. Ia bisa saja hidup bermewah-mewah dengan hartanya sendiri. Namun, semua itu dengan rela dikorbankannya untuk memudahkan tugas-tugas suami. Hal ini jelas menunjukkan beliau merupakan wanita yang mendorong kemajuan pahlawan umat manusia, melindungi pejuang terbesar dalam sejarah dengan mewujudkan kedamaian dalam kehidupan rumahtangga. Sikap inilah yang menjadi salah satu sumber kekuatan Rasulullah SAW sepanjang kehidupan mereka bersama.

Setia Dimanapun

Mari kita teliti, fahami serta hayati beberapa gambaran kesetiaan Khadijah yang telah membina kekuatan pada diri dan kehidupan penegak risalah Islam itu.

Sepanjang hidupnya bersama Rasulullah SAW, Siti Khadijah begitu setia menyertai baginda dalam setiap peristiwa suka dan duka. Setiap kali suaminya ke Gua Hira, ia pasti menyiapkan semua bekal dan keperluannya. Seandainya Rasulullah SAW agak lama tidak pulang, ia akan datang menengok untuk memastikan keselamatan sang suami. Sekiranya Rasulullah SAW khusyuk bermunajat, beliau tinggal di rumah dengan sabar sehingga suaminya pulang. Apabila suaminya mengadu kesusahan serta berada dalam keadaan gelisah, sekuat diri ia menenteramkan dan menghiburkan hati suaminya sampai-sampai diliputi ketenangan. Setiap ancaman dan penganiayaan dihadapi bersama. Malah dalam banyak kegiatan peribadatan Rasulullah SAW, Siti Khadijah r.a. Dipastikan selalu ada bersama dan membantu baginda dari mulai hal kecil seperti menyediakan air untuk mengambil wudu.

Kecintaan Khadijah bukanlah sekadar kecintaan kepada suami, sebaliknya yang jelas adalah berlandaskan keyakinan yang kuat tentang keesaan Allah SWT. Segala pengorbanan untuk suaminya adalah ikhlas untuk mencari keridlaan Allah SWT. Allah Maha Adil dalam memberi rahmat-Nya. Setiap amalan yang dilaksanakan dengan penuh keikhlasan pasti mendapat ganjaran yang kekal. Itu termaktub dalam firman-Nya :

Barang siapa yang mengerjakan amalan saleh, baik lelaki maupun wanita dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami berikan balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik daripada apa yang telah mereka kerjakan. (Q.S. An-Nahl: 97)

Janji Allah itu pasti benar. Kesan kesetiaan Siti Khadijah r.a. bukan sekadar menghasilkan kekuatan yang mendorong kegigihan dan perjuangan Rasulullah SAW, malah membawa berkah yang besar kepada rumah tangga mereka berdua. Anak-anak yang lahir juga adalah anak-anak yang saleh. Keturunan Rasulullah SAW merupakan insan yang senantiasa taat melaksanakan perintah Allah SWT. Semua ini menghasilkan kekuatan yang membantu meningkatkan perjuangan Islam.

Wahai muslimah, sekarang adalah masa untuk kita hidupkan kembali hakikat ini dalam kehidupan kita. Semoga kekuatan Islam akan kembali menaungi kehidupan setiap insan.
Read More..

Nilai dan Emas

Beberapa waktu yang lalu, di Mesir hidup seorangsufi tersohor bernama Zun-Nun. Seorang pemuda mendatanginya dan bertanya, "Guru, saya tak mengerti mengapa orang seperti anda mesti berpakaian apa adanya, amat sangat sederhana. Bukankah di masa seperti ini berpakaian sebaik-baiknya amat perlu, bukan hanya untuk penampilan namun juga untuk banyak tujuan lain."

Sang sufi hanya tersenyum; ia lalu melepaskan cincin dari salah satu jarinya, lalu berkata,"Sobat muda, akan kujawab pertanyaanmu, tetapi lebih dahulu lakukan satu hal untukku. Ambillah cincin ini dan bawalah ke pasar di seberang sana. Bisakah kamu menjualnya seharga satu keping emas?"

Melihat cincin Zun-Nun yang kotor, pemuda tadi merasa ragu, "Satu keping emas? Saya tidak yakin cincin ini bisa dijual seharga itu."

"Cobalah dulu, sobat muda. Siapa tahu kamu berhasil."

Pemuda itu pun bergegas ke pasar. Ia menawarkan cincin itu kepada pedagang kain, pedagang sayur, penjual daging dan ikan, serta kepada yang lainnya. Ternyata, tak seorang pun berani membeli seharga satu keping emas. Mereka menawarnya hanya satu keping perak. Tentu saja, pemuda itu tak berani menjualnya dengan harga satu keping perak. Ia kembali ke padepokan Zun-Nun dan melapor, "Guru, tak seorang pun berani menawar lebih dari satu keping perak."

Zun-Nun, sambil tetap tersenyum arif, berkata, "Sekarang pergilah kamu ke toko emas di belakang jalan ini. Coba perlihatkan kepada pemilik toko atau tukang emas di sana. Jangan buka harga, dengarkan saja bagaimana ia memberikan penilaian."

Pemuda itu pun pergi ke toko emas yang dimaksud. Ia kembali kepada Zun-Nun dengan raut wajah yang lain. Ia kemudian melapor, "Guru, ternyata para pedagang di pasar tidak tahu nilai sesungguhnya dari cincin ini. Pedagang emas menawarnya dengan harga seribu keping emas. Rupanya nilai cincin ini seribu kali lebih tinggi daripada yang ditawar oleh para pedagang di pasar."

Zun-Nun tersenyum simpul sambil berujar lirih, "Itulah jawaban atas pertanyaanmu tadi sobatmuda. Seseorang tak bisa dinilai dari pakaiannya. Hanya 'para pedagang sayur, ikan dan daging dipasar' yang menilai demikian. Namun tidak bagi 'pedagang emas'. Emas dan permata yang ada dalam diri seseorang hanya bisa dilihat dan dinilai jika kita mampu melihat ke kedalaman jiwa. Diperlukan kearifan untuk menjenguknya. Dan itu butuh proses wahai sobat mudaku. Kita tak bisa menilainya hanya dengan tutur kata dan sikap yang kita dengar dan lihat sekilas. Seringkali yang disangka emas ternyata loyang dan yang kita lihat sebagai loyang ternyata emas."
Read More..

Kamis, 22 Oktober 2009

Jilbab bukan lagi menjadi kata yang asing didengar, terlebih belakangan ini, di mana wanita muslimah berbondong-bondong untuk mengenakan jilbab – dengan prasangka baik – bahwa mereka melakukannya sebagai wujud ketaatan akan perintah Allah dan Rasul-Nya. Ada perasaan nyaman bagi sebagian orang yang mengenakannya, karena pakaian yang dikenakannya akan meninggalkan kesan yang ‘lebih Islami’, terlepas dari cara dan mode pakaian yang dia kenakan.

Yang tidak banyak disadari, atau mungkin lebih sering diabaikan, bahwa jilbab bukan sekedar mengenakan pakaian lengan panjang, betis tertutup hingga tumit, dada dan leher terhalang dari padangan orang. Bahwa jilbab bukan sekedar membalut anggota-anggota tubuh yang tidak semertinya terlihat selain mahram. Tidak, Jilbab lebih dari itu!

Allah subhanahu wata’ala berfirman:

يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لأزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاءِ الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِنْ جَلابِيبِهِنَّ

“Hai Nabi katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". (QS Al-Ahzab [33] : 59)

Jilbab sejatinya adalah ‘body covering’, penutup tubuh (aurat) yang akan melindungi seorang wanita, dari pandangan dan penilaian orang lain, khususnya laki-laki, dan bukannya ‘body shaping’, pembalut tubuh yang menampilkan seluruh lekuk liku tubuh seorang wanita, membuat orang menoleh kepadanya.

Jilbab, di tangan wanita muslimah masa kini, telah kehilangan esensinya. Seperti komentar seorang rekan kerja dulu, ketika melihat dua orang gadis remaja berboncengan dengan jilbab yang serba ketat, “Yah.. jilbab sekarang kan untuk membalut aurat, bukan untuk menutup aurat!”

Padahal Allah subhanahu wa ta’ala telah memperingatkan:

وَلا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلا مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَلْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلَى جُيُوبِهِنَّ

“Dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak daripadanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya,” (QS An-Nuur [24] : 31)

Saat ini, di tangan wanita muslimah masa kini, jilbab itu sendiri adalah perhiasan. Sebagian orang yang mengenakannya justru mengundang orrang (baca: laki-laki) untuk melihatnya, Betapa tidak, pakaian terututup yang serba ketat justru menggoda orang ingin tahu apa yang ada di baliknya. Baju model baby doll berlengan pendek, dipadu dengan manset dan jeans atau bicycle pants super ketat, atau jenis pakaian ketat yang menampilkan lekuk tubuh lainnya. Jika sudah begitu lalu apa bedanya dengan pakaian yang lainnya? Tambahan sepotong kain yang dililitkan pada kepala dan leher tidak menjadikan sebuah pakaian dikatakan berjilbab, karena toh yang memakainya masih terlihat seperti telanjang. Padahal Rasulullah telah memberikan peringatan keras, kepada para wanita yang berpakaian tetapi telanjang:

“Ada dua golongan penduduk neraka yang sekarang saya belum melihat keduanya, yaitu: wanita-wanita yang berpakaian tetapi telanjang, yang berlenggak-lenggok dan memiringkan kepalanya seperti punuk unta, dimana mereka tidak akan masuk surga, bahkan mencium baunya pun tidak bisa” (HR Muslim dan Ahmad)


Hadits ini telah diabaikan, entah karena tidak tahu, atau mungkin tidak diperdulikan! Atau mungkin terlalu takut untuk mengetahui kebenaran yang akan menyebabkannya merasa terasing dari masyarakat, lalu membuatnya mentup mata, hati dan telinga. Atau bahkan yang lebih mengerikan lagi, dengan sengaja memberikan penafsiran berbeda mengenai perintah untuk menutup aurat itu, demi memenuhi hawa nafsunya!

Aduhai, entah kemana perginya rasa takut itu, seolah-olah kehidpan di dunia ini akan berlangsung selamanya dan ancaman manusia mulia, hamba dan utusan Allah untuk memberikan peringatan kepada manusia, tidak berarti apa-apa kecuali hanya sekedar gertak sambak! Na’udzubillah! Entah kemana perginya rasa malu yang seharusnya bermanifestasi pada prilaku dan cara berpakaian? Sebagian besar kita justru terlena pada penilaian kebanyakan orang. “Berjilbab bukan berarti ketinggalan zaman.” Atau, “Dengan jilbab pun bisa tampil modis dan trendi.” Entah mengapa, kita menjadi latah dengan penilaian orang kafir, mengenakan jilbab syar’I adalah symbol keterbelakangan, bahkan yang lebih menyedihkan lagi yang terjadi akhir-akhir ini, jilbab besar adalah cirri aliran sesat dan pengikut paham esktrimis!

Islam telah memuliakan wanita, menjaga kehormatan wanita dengan menetapkan batasan-batassannya, bukan untuk menjadikan wanita terkekang, sebaliknya bahkan untuk melindungi kaum wanita. Tubuh seorang wanita adalah milik pribadinya, bukan properti umum yang dapat dilirik, ditaksir dan diberikan penilaian. Wanita sejatinya adalah individu yang bebas, ketika dia mengikuti apa yang telah ditetapkan Allah dan Rasul-Nya bagi dirinya. Jangan mengira bahwa wania-wanita yang tampil trendi itu adalah orang-orang yang memiliki lebebasam memilih, karena toh mereka terkungkung oleh pandangan orang lain. Sederhana sekali, jika seseorang atau beberapa orang mengatakan kepada anda “kamu cantik dengan baju ini, atau dengan warna itu,” anda lalu mengikuti perkataannya. Padahal cantik adalah sebuah ukuran relatif yang senantiasa berfluktuasi sepanjang zaman. Layaknya mata uang, ia bisa mengalami devaluasi, Lalu di mana letak kebebasan itu, ketika seorang wanita membiarkan dirinya terbawa arus fluktuasi itu? Pilihan orang banyak adalah pilihannya? Pendapat orang banyak adalah pendapatnya?

Pada kenyataannya, jilbab adalah sesuatu yang masih asing di kalangan wanita muslimah, karena yang bertebaran saat ini hanyalah sekedar penutup kepala, pembalut tubuh, trend mode dan bukannya jilbab yang seharusnya berfungsi untuk menutup aurat dengan sempurna. Wallahu a'lam.

Semoga Allah memberikan kita taufik dan hidayah untuk menjalankan ketaatan kepada-Nya, dan istiqamah di atas ketaatan itu. Amin.

Read More..

Rabu, 21 Oktober 2009

poetry to .. ^^

....MUSLIMAH
malumu mahkota yang tiada pelukan sinnghasana
kerana ia berkuasa menjaga diri dan nema
ketegasanmu umpama benteng negara dan agama
dari dirobohkan dan juga dibinasakannya

hmm.. gimane ttuh,, puisinya?? nancep?? manteep?? hehe..
wah, ternyata begitu berharganya ya seorang muslimah disini. ntuh emang puisi "not mine",, tp kalo dibagi"in bole dund?he.. sebagian orang emang memandang kita(muslimah) sebagai emas yang terbungkus rapat. namun ada juga deh yang suka ngejekinlah atau malah menghina. na'uzubillah.. smoga kita tetep bisa menjaga hati.^^

diri kita ibarat intan berlian yg dijaga n disimpen rapi. Lagi tinggi nilainya n mahal harganya.(wuih.. emang perhiasan??).. ya donk! kita kan mahal..he.. tapi jangan biarkan diri kita seperti makanan yang dijual ditepi jalanan. terdedah dan dipegang-pegang. yang akhirnya nih menjadi rusak dan basi. artinya jangan biarkan dirimu "terisolasi deh".
saudariku,, peliharalah aurat dan kesucian dirimu. niscaya kamu" nih bakalan bisa jadi mutiara di antara gelapnya gelombang lautan yang tercemari oleh minyak pekat. bisa kebayang kan betapa cantiknya dirimu?? let's keep it! :)
Read More..

Selasa, 20 Oktober 2009

the 7 habits of highly effective people


Bertanggung jawab atas dirimu sendiri. Tanggung jawab merupakan tolok ukur sederhana di mana kamu sudah mulai berusaha menentukan sendiri prioritas, waktu dan sumber-sumber terpercaya dalam mencapai kesuksesan belajar.

  • Pusatkan dirimu terhadap nilai dan prinsip yang kamu percaya. Tentukan sendiri mana yang penting bagi dirimu.  Jangan biarkan teman atau orang lain mendikte kamu apa yang penti
  • Kerjakan dahulu mana yang penting. Kerjakanlah dulu prioritas-prioritas yang telah kamu tentukan sendiri.  Jangan biarkan orang lain atau hal lain memecahkan perhatianmu dari tujuanmu.
  •  Anggap dirimu berada dalam situasi "co-opetition" (Bukan situasi "win-win" lagi). "Co-opetition" merupakan gabungan dari kata "cooperation" (kerja sama) dan "competition" (persaingan).  Jadi, selain sebagai teman yang membantu dalam belajar bersama dan banyak memberikan masukkan/ide baru dalam mengerjakan tugas, anggaplah dia sebagai sainganmu juga dalam kelas.  Dengan begini, kamu akan selalu terpacu untuk melakukan yang terbaik (do your best) di dalam kelas.

  • Pahami orang lain, maka mereka akan memahamimu. Ketika kamu ingin membicarakan suatu masalah akademis dengan gurumu, misalnya mempertanyakan nilai matematika atau meminta dispensasi tambahan waktu untuk mengumpulkan tugas, tempatkan dirimu sebagai guru tersebut.  Nah, sekarang coba tanyakan pada dirimu, kira-kira argumen apa yang paling pas untuk diberikan ketika berada dalam posisi guru/dosen tersebut.
  • Cari solusi yang lebih baik. Bila kamu tidak mengerti bahan yang diajarkan pada hari ini, jangan hanya membaca ulang bahan tersebut.  Coba cara lainnya.  Misalnya, diskusikan bahan tersebut dengan guru/dosen pengajar, teman, kelompok belajar atau dengan pembimbing akademismu. Mereka akan membantumu untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik.

  • Tantang dirimu sendiri secara berkesinambungan. Dengan cara ini, belajar akan terasa mengasyikkan, dan mungkin kamu mendapatkan ide-ide yang cemerlang. 
 nah tuh beberapa tips yang insya Allah kalo kita coba dg sungguh sungguh bisa berhasil. emang sih aku sendiri belum bisa membuktikan. tapi apa salahnya kita mencoba??? hehe.. ^^ 
Read More..

Minggu, 18 Oktober 2009

new world??

hmm.. mulai deh nulis-nulis, corat-coret lagi.. mungkin hobyku ini emang biasa .. hanya suka nulis,, ga kurang n ga lebih.. hehe, pengen banged deh jadi penulis terkenal seperti teh Asma, teh Helvy, n mungkin juga kang Abik( wah nama keren mereka)he.. mungkin ga sih aku bisa jadi mereka? (agh!! g mungkin lah is,, secara karya mereka gedhe banged, n bisa sampai ke luar loh,, ) hmm.. tapi mungkin juga sih is, kalo kamu seperti mereka namun dengan titel yang berbeda => karakter maksudnya.. ^^) ini nih kata hati yang selalu jadi pemacuku dalam menuangkan ide. Namun kesibukan sekolah dan tugas yang se abrek, jadi susah deh ngaturnya.. mungkin untuk saat ini bisa jadi sebagai orang yang super sibuk "kayak artis aja" wkwk.. setiap hari pulang sore dan pasti deh ga sempet yang namanya "bobok siang" wew..
wuah,, bukan hanya itu, mungkin tiap hari ada aja PR alias "Pekerjaan Rumah" oops! bukan pembantu RT kaleee.. he,, Oy, pulang sorenya bukan gara-gara klayapan loh, tapi ada sebuah organisasi di scul yang "mewajibkan" anggotanya untuk selalu aktif n sering kumpul.. entah itu "syro', diskusi, atw malah sekedar ngrumpi di mushala (hadew, ya ga lah !! di mall kalee is! hehe). sejak SMA sih emang super sibuk, lain deh waktu SMP atau bahkan SD dulu.. malah sering maen bareng temen.. tapi sekarang????
huh.. trus dengan seabrek aktifitas ittue gimana aku bisa menjadi seperti mereka??ga kebayang deh.. mungkin ini duniaku yang baru =>> My New World euy yang musti aku jalanin.. smoga deh ada hikmah dibaliknya..
Read More..

Sabtu, 17 Oktober 2009

wacana hatiku

Mampukah engkau mengingat etiap detik waktu di sepanjang hidupmu?

Detik waktupun berlangsung begitu singkat, ia sering berisihal-hal yang sangat hebat dan mengejutkan. Saat segala peristiwa berjalan dalam detik yang lambat, kita mungkin masih sempat mengingatnya. namun, saat rentetan peristiwa berjalan begitu cepat, detik waktu seperti tidak ada artinya. Kita akan cepat melupakan beberapa detik waktu yang sesungguhnya sangat istimewa.


"Catatkanlah detik waktumu, engkau akan menjadi besar karena catatan detik waktumu" kata seorang kakek tua yang hadir pada salah satu detik waktu yang mengejutkan dan tiba-tiba.

kumpulan tiap detik-detik waktu kini begitu berharga. catatan detik waktu itu telah menjadi saksi sejarah yang tak tertandingi nilai ketepatannya. 

Read More..